Solo (ANTARA) - Bakal calon pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta Bagyo Wahyono dan FX. Supardjo (Bajo) yang maju melalui jalur perseorangan menyatakan sudah mengumpulkan sebanyak 11.000 dukungan sebagai syarat pendaftaran pada Pilkada 2020.
Ada 15 petugas tim pasangan Bajo yang kini sedang mendata dukungan dari warga Solo dengan jumlah kotor 35.000 pendukung, tetapi yang sudah diinput ke komputer baru sebanyak 11.000 dukungan, kata Ketua Organisasi Masyarakat (Ormas) Tikus Pithi Solo, Sutrisno, di Posko Pusat pasangan Bajo, Penumping Solo, Rabu.
"Kami terus bekerja mendata jumlah dukungan ini, rata-rata mampu 3.000 dukungan yang diinput setiap hari. Kami masih mempunyai waktu hingga 23 Januari mendatang," kata Sutrisno.
Baca juga: PAN enggan dikaitkan dengan spanduk dukungan Pilkada Surakarta
Baca juga: Bersaing dengan Gibran, Achmad Purnomo pastikan rekomendasi PDIP masih tertunda
Menurut dia, dari 11.000 dukungan warga yang sudah diinput ke komputer tersebut tersebar di lima kecamatan di Solo, yakni Laweyan. Banjarsari, Serengan, Pasal Kliwon, dan Jebres.
"Kami berharap pendataan dukungan ini, dapat diselesaikan 10 hari ke depan. Karena, kami masih ada tahapan sistem lagi masalah fotocopy data fisik (hard copy) untuk diserahkan sesuai persyaratan dari KPU," katanya.
Menurut dia, tim pasangan Bajo agar lebih aman menargetkan bisa menggalang sebanyak 50.000 dukungan. Hal ini, untuk mengantisipasi jumlah dukungan jika ada perubahan.
Namun, jumlah dukungan aman paling tidak bisa input data sebanyak 36.000 dukungan atau melebihi syarat dukungan jalur independen yang ditetapkan KPU sebanyak 35.870 orang atau 8,5 persen dari daftar pemilih tetap (DPT).
Ormas Tikus Pithi Solo mendukung balon independen Bajo tersebut merupakan seruan pimpinan pusat Ormas Tikus Pithi untuk ikut berpartisipasi dalam Pilkada 2020 serentak di seluruh Indonesia termasuk Kota Surakarta.
Balon Wali Kota Surakarta Bagyo Wahyono mengatakan dirinya memberanikan diri bersama FX. Supardjo, maju melalui jalur independen karena ada dukungan dari masyarakat kalangan bawah yang ingin ada perubahan, warna, dan sejarah baru.
"Saya yang selalu turun ke bawah menemui masyarakat di Solo, mempunyai suara hampir sama, masalah papan, sandang, dan pangan. Saya termotivasi dari suara bawah untuk maju melalui independen," kata Bagyo yang juga mengaku pengusaha fashion.
Masyarakat kalangan bawah atau orang cilik tersebut, kata dia, menunjuk dirinya untuk maju dalam Pilkada Surakarta. Dirinya yang mendapat dukungan dari masyarakat melalui Ormas Tikus Pithi Solo ini, kemudian secara serius untuk maju menyuarakan dari kalangan bawah.
"Kami maju melalui jalur independen ini, program yang bakal ditawarkan yakni sandang, pangan , dan papan untuk kesejahteraan rakyat," katanya.
Menyinggung soal lawan balon yang akan diusung dari PDIP dalam Pilkada Kota Surakarta, kata dia, yang jelas Tikus Pithi atau orang kecil ini, tidak akan terpengaruh dengan siapa pun yang maju dalam Pilkada 2020. Hal ini, karena dirinya membawa amanat masyarakat kecil.
Ketua Komisi Pmilihan Umum Kota Surakarta Nurul Sutarti saat dikonfirmasi soal balon independen pasangan Bajo yang mendapatkan username dan password sistem informasi pencalonan (silon) dari KPU, membenarkan.
Namun, kata Nurul KPU belum bisa melihat input data dukungan pasangan Bajo yang dikirimkan, karena masih offline. KPU baru dapat mengecek data dukungan yang diinput jika sudah online.
"Kami belum bisa melihat pergerakan data dukungan yang diinput oleh calon independen, karena masih offline. Batasan waktu input data dukungan dari jalur independen ke KPU hingga tanggal 23 Januari pendatang," katanya.
Baca juga: Gibran bantah soal dinasti politik pada Pilkada Surakarta
Baca juga: Diah Warih Anjari, satu-satunya perempuan pendaftar Pilkada Surakarta