Semarang (ANTARA) - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta meresmikan purnapugar Candi Perwara yang berada di Kawasan Prambanan.
Kegiatan yang berlangsung Sabtu tersebut ditandai dengan pemasangan secara simbolis kemuncak Candi Perwara Prambanan dan penandatanganan prasasti peresmian oleh Fitra Arda selaku Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.
Ada empat peresmian purnapugar yakni Candi Perwara Deret II No. 14 Candi Prambanan, 3 Perwara Candi Kedulan dan Perwara Deret I No. 19 dan No. 26 Candi Sewu, serta Perwara Deret II No. 29 Candi Plaosan.
Dalam kesempatan tersebut juga diberikan penghargaan terhadap juru pugar candi di kawasan warisan dunia tersebut.
Baca juga: Ribuan semak berbunga dan pohon hijaukan Candi Prambanan
Fitra Arda menjelaskan untuk Candi Perwara pada tahun 2019, berdasarkan studi kelayakan (2015-2017) dan studi teknis (2018), Candi Perwara deret II No. 14 menghasilkan justifikasi layak untuk dipugar dan dihasilkan konsep pemugaran mulai pondasi, kaki, tubuh hingga atap candi, berupa batu-batu asli penyusun bangunan sebanyak 75 persen sampai dengan 80 persen dan mewakili masing-masing komponen mulai dari bagian kaki hingga atap.
"Oleh karena itu, tahun 2019 dilakukan pemugaran Candi Perwara deret II No. 14 selama 243 hari kerja yakni mulai11 Februari 2019 sampai dengan 7 Desember 2019 yang dilakukan oleh Unit Candi Prambanan BPCB Yogyakarta, staf ahli (teknik sipil), dibantu oleh 13 orang pekerja, dan 44 orang pembantu pekerja yang berasal dari masyarakat sekitar Candi Prambanan," kata Fitra Arda.
Untuk Perwara Candi Kedulan pada tahun 2019, kegiatan pemugaran dilakukan terhadap ketiga bangunan Candi Perwara dengan waktu pelaksanaan selama 10 bulan (18 Februari 2019 – 29 November 2019) oleh tim pemugaran BPCB DIY, staf ahli dari berbagai disiplin ilmu (Arkeologi, Arsitektur, Hidrologi), pekerja, dan pembatu pekerja sebanyak 59 Orang.
Metode penanganannya dengan pemulihan arsitektur dengan tetap mempertahankan keaslihan baik bahan, bentuk, tata letak, dan teknologi pengerjaan; perkuatan struktur; konservasi dengan cara perbaikan batu komponen candi yang rusak, patak, dan aus; dan penanggulangan air dengan pembuatan sumur resapan dan saluran drainase.
Berikutnya, pemugaran Perwara Deret I No. 19 No. 26 Candi Sewu selama 140 hari kerja yang dilakukan oleh tim Pemugaran BPCB Jawa Tengah, staf ahli dari ilmu Arkeologi, tukang, dan pekerja sebanyak 76 Orang.
Metode penanganan yang dilakukan yakni pemulihan Arsitektur; perkuatan struktur; dan konservasi dengan cara melakukan perbaikan batu komponen candi yang rusak, pecah, patah, dan aus, selain itu juga dilakukan pembersihan secara mekanis dan kimia.
Baca juga: Mantan Presiden AS Barack Obama Berwisata ke Candi Prambanan
Berikutnya pemugaran Perwara Deret II No. 29 Candi Plaosan yang diawali dengan pendokumentasian meliputi penggambaran pengukuran dan pemotretan, pembongkaran bangunan sisa, penggalian, pembuatan lantai kerja dan pemasangan kembali dan konservasi.
Kegiatan pemugaran tersebut melibatkan juru pugar, teknisi penggambaran dan pemetaan, teknisi konservasi, pengolah data cagar budaya, pengawas arkeologi, dan narasumber ahli.
Dalam kegiatan pembongkaran dan penggalian Candi Perwara deret II no. 29 terdapat temuan berupa Arca Dhyani Buddha Aksobhya, fragmen logam perunggu, dan peripih dari bahan batu putih.
Pelaksanaan pemugaran Candi Perwara Deret II No.29 berlangsung dari Bulan April sampai dengan Desember 2019.
"Kegiatan pemugaran sudah selesai seluruh proses pemugaran dan sudah siap untuk dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi terhadap telah selesainya pemugaran cagar budaya di dalam kawasan warisan dunia Prambanan Temple Compounds," tutup Fitra Arda.