Prambanan, Yogyakarta (ANTARA) - Kawasan Candi Prambanan di perbatasan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Rabu, ditanami ratusan pohon dan ribuan semak berbunga.
Penghijauan yang dikemas dalam program gerakan Candi Sadar Lingkungan atau "Candi Darling" itu adalah kolaborasi bersama antara Bakti Lingkungan Djarum Foundation dengan PT Taman Wisata Candi (TWC) Candi Prambanan dan Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY.
Kegiatan yang dihadiri Vice President Director Djarum Foundation F.X. Supanji, General Manajer TWC Candi Prambanan Aryono Hendro Malyanto, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY Dra Zaimul Azzah, M.Hum, juga disertai pejabat yang mewakili Bupati Sleman DIY Sri Purnomo dan Bupati Klaten Sri Mulyani.
Tidak kurang dari 500 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Universitas Kristen Duta Wacana, dan lainnya terlibat dalam aksi penanaman pohon itu.
Sekitar 250 pohon dan 5.000 semak berbunga yang terdiri atas 25 varietas ditanam menyebar di kawasan kompleks Candi Prambanan.
Sebanyak empat candi utama di kompleks itu, yakni Candi Roro Jonggrang, Candi Sewu, Candi Lumbung, dan Candi Bubrah itu, ditanami aneka pepohonan dan semak berbunga.
Baca juga: Lereng Gunung Slamet Dihijaukan Ribuan Bibit Pohon
Vice President Director Djarum Foundation F.X. Supanji di sela-sela kegiatan itu, mengharapkan melalui gerakan perdana "Candi Darling" di kawasan Candi Prambanan itu membuat lingkungan candi semakin teduh dan cantik.
"Sehingga dapat semakin menarik wisatawan, baik dari nusantara maupun mancanegara," katanya.
Ia menambahkan ribuan semak berbunga dan ratusan pohon yang mulai ditanam dan akan berlanjut pada program itu ke depan, bibit-bibitnya berasal dari Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) Bakti Lingkungan Djarum Foundation di Kudus, Jateng.
Mengenai dilibatkanya ratusan mahasiswa dan pelajar dalam kegiatan itu, kata dia, tujuannya tidak sekadar peduli pada aksi lingkungan.
"Namun bisa terlibat langsung dalam melakukan aksi nyata, bergerak bersama-sama dan mengejar mimpi masa depan tanpa menambah jejak-jejak kerusakan pada Bumi," katanya.
Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya DIY Zaimul Azzah menyatakan penanaman pohon di kawasan candi bisa kian menumbuhkan rasa cinta generasi muda terhadap peninggalan para leluhurnya.
"Apalagi Kompleks Candi Prambanan dan Candi Sewu, termasuk dalam daftar UNESCO, dan itu artinya diakui sebagai warisan dunia," katanya.
Ia menambahkan dengan teduhnya wilayah candi, bukan tidak mungkin generasi milenial akan semakin tertarik dengan peninggalan sejarah.
"Sehingga paradigma sejarah itu membosankan akan hilang dengan kian semakin cantik dan teduhnya candi-candi di Indonesia," katanya.
General Manajer TWC Candi Prambanan Aryono Hendro Malyanto menambahkan sebagai salah satu tujuan wisata yang diminati di DIY dan Jateng, wisatawan yang berkunjung pada 2018 tercatat sekitar 2,4 juta orang, baik wisatawan nusantara maupun mancanegara.
"Khusus pada libur Lebaran 2019 lalu kunjungan bisa mencapai lebih dari 50 orang pengunjung," katanya.
Dengan tingkat kunjungan ke Candi Prambanan hingga jutaan orang, kata dia, tentu berimplikasi pada lingkungan.
"Sehingga dengan gerakan penanaman pohon tersebut akan semakin menambah keasrian dan kenyamanan kawasan Candi Prambanan dan candi-candi lainnya yang akan menjadi sasaran program itu," katanya.
Beberapa pohon yang ditanam di lingkungan Candi Prambanan, di antaranya pulai (Alstonia scholaris), tanjung (Mimusops elengi), sawo kecik (Manilkara kauki), tanaman bo (bodhi), nagasari (Mesua ferrea L), kepel (Stelechocarpus burahol), keben ( Barringtonia asiatica), dan maja (Aegle marmelas (L.) Correa)
Usai penanam pohon, pada Rabu sore dilakukan diskusi mengenai lingkungan hidup dengan narasumber "Youtuber" Andovi da Lopez dari Skinny Indonesian 24 dan "rapper" Igor Saykoji.
Baca juga: Penanaman ribuan pohon warnai Hari Cinta Puspa Temanggung
Baca juga: Mengembalikan kesejukan kawasan "Joglosemar" dengan trembesi