Magelang (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Pemerintah Kota Magelang bekerja sama dengan komunitas kelinci "Republik Terwelu Magelang" menyelenggarakan kontes kelinci untuk mengembangkan potensi daerah setempat terkait dengan peternakan kelinci.
"Jika ini (peternakan kelinci, red.) dikembangkan di Kota Magelang akan jadi home industry (industri rumah tangga). Pemeliharaannya juga relatif mudah," kata Sekretaris Daerah Pemkot Magelang Joko Budiyono ketika membuka kegiatan itu di kompleks kantor eks-Keresidenan Kedu di Magelang, Sabtu.
Kegiatan bernama Magelang Rabbit Festival "Battle of Giant 2" itu, diikuti 112 peserta berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Selain melampaui target awal 100 peserta, kegiatan itu juga melampaui rekor nasional kegiatan serupa sebelumnya dengan 71 peserta.
Baca juga: Mahasiswa Polbangtan YoMa produksi dan pasarkan pakan kelinci
Joko mengatakan permintaan daging kelinci untuk kebutuhan konsumsi di daerah itu mencapai satu ton per bulan dengan harga relatif mahal. Ia menyebut standar harga daging kelinci hidup saat ini di kisaran Rp35.000-Rp40.000 per kilogram.
Ia juga menyatakan setuju kelinci menjadi pelengkap Taman Senopati (salah satu taman wisata dan kebun bibit tanaman) Kota Magelang.
"Agar pengunjung, terutama anak-anak, lebih mencintai hewan dan alam," katanya dalam keterangan tertulis Humas Pemkot Magelang.
Baca juga: Puluhan kelinci ikuti kontes di Polbangtan Magelang
Pada kesempatan itu, ia menyatakan bangga atas keberhasilan memecahkan rekor nasional untuk jumlah peserta kontes kelinci tahun ini.
"Tahun 2020, saya menaruh harapan besar acara Magelang Rabbit Festival dapat berbicara lebih jauh guna mendukung Magelang Moncer Serius 2020," katanya.
Sebutan "Moncer Serius" untuk nama agenda sepanjang tahun depan, menunjuk kepada jargon Kota Magelang yang modern, cerdas, sejahtera, dan religius.
Kepala Disperpa Pemkot Magelang Eri Widyo Saptoko mengharapkan kegiatan berkaitan dengan kelinci itu, tidak hanya sukses dalam skala kontes atau lomba, tetapi juga dalam pengembangan serta edukasi ternak kelinci kepada masyarakat Kota Magelang.
Baca juga: Ada Taman Kelinci di Balekambang Solo, yuk ke sana
Ternak kelinci, katanya, selain disarankan sebagai hewan kesayangan, menarik dalam tampilan pada even-even lomba, juga secara teknis daging kelinci potensial untuk sumber protein alternatif di luar daging sapi, kambing, dan ayam.
"Daging kelinci berprotein tinggi dan rendah kolesterol, sehingga sangat baik untuk anak-anak dan orang dewasa," katanya.
Baca juga: Industri Pupuk Berbahan Baku Kencing Kelinci Dibongkar
Magelang Rabbit Festival “Battle of Giant 2” menghadirkan sejumlah lomba dan kontes kelinci, antara lain Kontes Utama (Main Event) Flemish Giant (BoB,BosB, Best Magelang), New Zealand (BoB, BosB, Best Magelang), dan Rex (BoB, BosB, Best Magelang).
Beberapa kegiatan penunjang, antara lain Lomba Adu Bobot (FG, NZ, Rex) dan Lomba Mewarnai Tingkat Pelajar SD. Bertindak sebagai juri kontes dan lomba, antara lain Adi Rosdiantoro dan Erdos Pinilih.
Pada kesempatan terpisah, seorang pengurus "Republik Terwelu", Aryono Septa, menyatakan bangga karena kontes tersebut memecahkan rekor nasional untuk jumlah peserta.
Ia berharap sukses kegiatan itu dapat berdampak pada keberhasilan usaha ternak kelinci yang pelan-pelan mulai disinergikan dengan program "urban farming" yang mulai dijalankan Disperpa Pemkot Magelang.
Baca juga: Pakan Kelinci Fermentasi Buatan Mahasiswa Ampuh untuk Penggemukan
Baca juga: Unsoed Gelar Kontes Kelinci Tingkat Nasional