Puluhan pelajar demo bersama KAMMI diamankan
Solo (ANTARA) - Polres Kota Surakarta mengamankan puluhan pelajar SMP dan SMK asal luar kota yang ingin bergabung dengan demo Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) di depan Kantor DPRD Kota Surakarta, Kamis.
Bahkan, para pelajar asal Kabupaten Sragen dan Boyolali tersebut meneriakkan yel-yel mengecam bubarkan DPR RI. Mereka membawa sejumlah spanduk yang bertulisan kata-kata kotor dan menghujat tidak pantas sebagai pelajar.
Para pelajar tersebut dengan menumpang tiga truk dan sebuah mobil pikap yang diparkir di depan Plaza Manahan Solo. Mereka kemudian berjalan kaki menuju depan kantor DPRD Kota Surakarta.
Namun, sejumnlah aparat keamanan yang sedang berjaga pengamanan aksi mahasiswa KAMMI langsung menghadang kelompok pelajar itu, karena tidak mempunyai izin agar tidak bergabung dengan KAMMI. Para pelajar itu, saat melakukan orasi sempat berteriak-teriak memprovokasi massa.
Polisi dengan tegas langsung mengusir kelompok pelajar yang tidak jelas datang dari luar Solo itu, dan langsung digiring menuju markas Polresta Surakarta.
Baca juga: Polisi aksi humanis bubarkan pelajar, "Jangan takut dengan saya."
Menurut Kepala Bagian Operasional Polresta Surakarta Kompol Ketut Sukarda Polres Kota Surakarta, pihaknya hanya menerima laporan izin demo dari mahasiswa KAMMI Solo, sedangkan kelompok pelajar dari Andong Boyolali dan Sragen datang tidak jelas.
"Kami langsung menggiring kelompok pelajar itu, kemudian membawanya ke polresta," katanya.
Kepala Polresta Surakarta AKBP Andy Rifai mengatakan ada 23 pelajar asal Andong Boyolali dan Sregen yang diamankan untuk diberikan pembinaan. Polisi juga mengamankan 13 handphone milik pelajar yang melakukan aksi tanpa izin itu.
"Kami memberikan pembinaan terhadap pelajar ini, setelah didata juga memanggil orang tuanya mereka untuk dijemput dibawa pulang ke rumah masing-masing," kata Andy.
Pihaknya mengimbau masyarakat atau para pelajar jangan terprovokasi adanya ajakan orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan aksi di Solo. Pihaknya menurunkan tim cyber untuk melacak siapa yang melakukan ajakan aksi kepada para pelajar ke Solo itu.
Bahkan, para pelajar asal Kabupaten Sragen dan Boyolali tersebut meneriakkan yel-yel mengecam bubarkan DPR RI. Mereka membawa sejumlah spanduk yang bertulisan kata-kata kotor dan menghujat tidak pantas sebagai pelajar.
Para pelajar tersebut dengan menumpang tiga truk dan sebuah mobil pikap yang diparkir di depan Plaza Manahan Solo. Mereka kemudian berjalan kaki menuju depan kantor DPRD Kota Surakarta.
Namun, sejumnlah aparat keamanan yang sedang berjaga pengamanan aksi mahasiswa KAMMI langsung menghadang kelompok pelajar itu, karena tidak mempunyai izin agar tidak bergabung dengan KAMMI. Para pelajar itu, saat melakukan orasi sempat berteriak-teriak memprovokasi massa.
Polisi dengan tegas langsung mengusir kelompok pelajar yang tidak jelas datang dari luar Solo itu, dan langsung digiring menuju markas Polresta Surakarta.
Baca juga: Polisi aksi humanis bubarkan pelajar, "Jangan takut dengan saya."
Menurut Kepala Bagian Operasional Polresta Surakarta Kompol Ketut Sukarda Polres Kota Surakarta, pihaknya hanya menerima laporan izin demo dari mahasiswa KAMMI Solo, sedangkan kelompok pelajar dari Andong Boyolali dan Sragen datang tidak jelas.
"Kami langsung menggiring kelompok pelajar itu, kemudian membawanya ke polresta," katanya.
Kepala Polresta Surakarta AKBP Andy Rifai mengatakan ada 23 pelajar asal Andong Boyolali dan Sregen yang diamankan untuk diberikan pembinaan. Polisi juga mengamankan 13 handphone milik pelajar yang melakukan aksi tanpa izin itu.
"Kami memberikan pembinaan terhadap pelajar ini, setelah didata juga memanggil orang tuanya mereka untuk dijemput dibawa pulang ke rumah masing-masing," kata Andy.
Pihaknya mengimbau masyarakat atau para pelajar jangan terprovokasi adanya ajakan orang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan aksi di Solo. Pihaknya menurunkan tim cyber untuk melacak siapa yang melakukan ajakan aksi kepada para pelajar ke Solo itu.