Pengelola desa wisata dilatih jadi pemandu wisata jejajah alam
Kudus (ANTARA) - Sejumlah pengelola desa wisata di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, dilatih menjadi pemandu wisata jelajah alam karena daerah ini memiliki kawasan pegunungan maupun hutan dengan panorama menarik dan layak dijadikan wisata jelajah alam.
Menurut Pelaksana tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus Kasmudi ditemui usai pembukaan pelatihan jadi pemandu wisata alam trekking di Kudus, Senin, dalam rangka memperkuat nilai tawar desa wisata di Kudus, khususnya wisata alam yang bisa dijadikan wisata jelajah alam baik dengan membuat jalur atau trek baru atau pengembangan dari trek yang ada.
Sebelum mengembangkan wisata jelajah alam, maka masyarakatnya terutama yang dilibatkan dalam pengelolaan desa wisata di Kabupaten Kudus harus memiliki pengetahuan yang memadai dalam hal pengelolaan wisata jelajah alam.
"Pelatihan yang diberikan tidak sekadar bisa menjadi pemandu wisata, melainkan mengetahui hal-hal teknis terkait wisata jelajah alam untuk memberikan rasa aman wisatawan," ujarnya.
Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus Sri Wahjuningsih menambahkan peserta pelatihan jadi pemandu wisata alam trekking untuk menguatkan manajemen desa wisata berasal dari sembilan desa wisata di Kabupaten Kudus.
Di antaranya, Desa Dukuhwaringin, Rahtawu, Kandangmas, Colo, Jurang, Wonosoco, Terban, Kajar, dan Japan.
"Tujuan utamanya untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dalam pengelolaan objek wisata unggulan di desanya masing-masing," ujarnya.
Sebelumnya, kata dia, masing-masing pengelola desa wisata juga mendapatkan pelatihan tata kelola destinasi wisata dan beberapa pelatihan lain, sedangkan saat ini lebih fokus untuk wisata jelajah alam.
Pelatihan yang digelar selama tiga hari tersebut, menghadirkan praktisi pemandu wisata jelajah alam dari Gunung Lawu dan sejumlah narasumber berkompeten lainnya.
Para peserta pelatihan juga akan mengunjungi lokasi trek jelajah alam di Taman Sardi Kudus, kemudian ke Desa Dukuhwaringin, Kecamatan Gebog, Kudus yang merupakan daerah pegunungan.
"Kami berharap usai pelatihan, mereka bisa turut dalam pengembangan wisata penunjang destinasi unggulan di desanya masing-masing," ujarnya.
Menurut Pelaksana tugas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus Kasmudi ditemui usai pembukaan pelatihan jadi pemandu wisata alam trekking di Kudus, Senin, dalam rangka memperkuat nilai tawar desa wisata di Kudus, khususnya wisata alam yang bisa dijadikan wisata jelajah alam baik dengan membuat jalur atau trek baru atau pengembangan dari trek yang ada.
Sebelum mengembangkan wisata jelajah alam, maka masyarakatnya terutama yang dilibatkan dalam pengelolaan desa wisata di Kabupaten Kudus harus memiliki pengetahuan yang memadai dalam hal pengelolaan wisata jelajah alam.
"Pelatihan yang diberikan tidak sekadar bisa menjadi pemandu wisata, melainkan mengetahui hal-hal teknis terkait wisata jelajah alam untuk memberikan rasa aman wisatawan," ujarnya.
Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus Sri Wahjuningsih menambahkan peserta pelatihan jadi pemandu wisata alam trekking untuk menguatkan manajemen desa wisata berasal dari sembilan desa wisata di Kabupaten Kudus.
Di antaranya, Desa Dukuhwaringin, Rahtawu, Kandangmas, Colo, Jurang, Wonosoco, Terban, Kajar, dan Japan.
"Tujuan utamanya untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dalam pengelolaan objek wisata unggulan di desanya masing-masing," ujarnya.
Sebelumnya, kata dia, masing-masing pengelola desa wisata juga mendapatkan pelatihan tata kelola destinasi wisata dan beberapa pelatihan lain, sedangkan saat ini lebih fokus untuk wisata jelajah alam.
Pelatihan yang digelar selama tiga hari tersebut, menghadirkan praktisi pemandu wisata jelajah alam dari Gunung Lawu dan sejumlah narasumber berkompeten lainnya.
Para peserta pelatihan juga akan mengunjungi lokasi trek jelajah alam di Taman Sardi Kudus, kemudian ke Desa Dukuhwaringin, Kecamatan Gebog, Kudus yang merupakan daerah pegunungan.
"Kami berharap usai pelatihan, mereka bisa turut dalam pengembangan wisata penunjang destinasi unggulan di desanya masing-masing," ujarnya.