Batang (ANTARA) - Nilai investasi di Kabupaten Batang kini mampu mencapai Rp10 triliun atau terbesar kedua se-Jawa Tengah, kata Bupati Batang Wihaji.
"Saya Menyakini pada 5 tahun ke depan, perekonomian di Batang akan sangat luar biasa karena didukung dengan iklim investasi yang sangat nyaman dan kondusif," katanya pada acara temu pengusaha di Batang, Rabu.
Menurut dia, saat ini hal yang sedang dihadapi pemkab dalam upaya menarik investasi adalah belum disahkannya Perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
Daya tarik investor untuk menanamkan modalnya di Batang, kata dia, antara lain wilayah ini memiliki sumber energi listrik, sumber air, tanah, dan tenaga kerja.
"Selain itu, para investor juga mempertimbangkan kemudahan akses infrastruktur pelabuhan niaga, stasiun kereta api, jalan nasional, maupun jalan tol.
"Kabupaten Batang menjadi alternatif tempat industri baru setelah Kota Semarang dan Kendal. Kita pun juga sudah menyiapkan empat usulkan kawasan industri dalam perubahan Perda RTRW," katanya.
Menurut dia, pada regulasi perizinan untuk lebih transparan dan akuntabel, pemkab juga memanjakan investor dengan memanfaatkan kemajuan informasi teknologi (IT) yaitu cukup dengan membuka aplikasi Batang Spatial System tentang tata ruang berbasis web dan android.
"Ini untuk peningkatan kulitas pelayanan publik tentang tata ruang bagi investor. Dengan aplikasi itu maka masyarakat bisa mengurus segala perizianan investasi tentang tata ruang yang dalam hitungan hari sudah bisa selesai," katanya.
Ia minta adanya sinergitas antara investor dan pengusaha untuk ikut menata Kota Batang, setidaknya menyisihkan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk pembuatan taman kota, jambanisasi, pembangunan RTLH, beasiswa, dan ikut menciptakan wirausaha baru.
"Kami bukan ingin menekan CSR perusahaan namun menyarankan agar ada sinergitas pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah ini," katanya.