Jakarta (ANTARA) - Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid (BPPMI) Asep Saepudin menyampaikan bahwa renovasi yang dilakukan di Masjid Istiqlal Jakarta tidak akan mengganggu pelaksanaan ibadah yang dilakukan masyarakat di masjid tersebut, termasuk saat Idul Fitri 1440 Hijriah.
"Ibadah (jamaah) tidak akan terganggu, karena masjid ini menampung 200 ribu orang di lantai utama dan nyambung ke lantai dua. Saat renovasi kapasitasnya akan sama, hanya bagian basement saja tidak digunakan untuk shalat, karena memang saat Idul Fitri tidak ada yang shalat di sana," ujar Asep di Jakarta, Kamis.
Justru, lanjut Asep, pihak pengelola masjid akan melakukan persiapan lebih untuk menyambut jamaah pada perayaan Idul Fitri nanti.
"Saat Idul Fitri persiapannya akan lebih ditingkatkan lagi, keamanannya juga ditingkatkan karena untuk menyambut jamaah," ujarnya.
Asep menambahkan, fungsi rekreasi pada halaman masjid seperti taman, air mancur, hingga plasa juga diyakini akan tetap terjaga.
Pemerintah menggelontorkan Rp465 miliar untuk merenovasi masjid yang berdiri sejak 41 tahun lalu itu.
Biaya renovasi masjid tersebut diambil dari pos anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2019-2020.
Menurut Asep, terdapat tiga filosofi yang mendasari renovasi masjid berkapasitas 200.000 orang ini.
"Pertama adalah Hablumminallah, di mana renovasi dilakukan di gedung utama sebagai tempat ibadah. Kedua, Hablumminannas, dengan plasa dan tempat rekreasi jamaah bisa lebih aman lagi. Terakhir Hablumminalalamin yaitu lingkungan. Semua perizinan yang menyangkut cagar budaya sudah aman," papar Asep.
Ia meyakinkan kepada jamaah Masjid Istiqlal, bahwa ciri khas Masjid Nasional Republik Indonesia ini tidak akan berubah.
"Saya yakinkan kepada pencinta Masjid Istiqlal bahwa khas dari arsitek Frederich Silaban tidak akan berubah," tukasnya.