Semarang (ANTARA) - Perum Perhutani Divisi Regional Jateng bersama Kodam IV/Diponegoro mengantisipasi kebakaran hutan menjelang musim kemarau tahun ini selain sinergi di sejumlah bidang lainnya.
Hal tersebut disampaikan Kepala Perum Perhutani Divre Jateng Endung Trihartaka seusai menerima balasan kunjungan silaturahmi Pangdam IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI M. Effendi di Kantor Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah Jalan Pahlawan, Semarang, Kamis.
Endung mengakui Perhutani tidak dapat bertindak sendiri dan selalu membutuhkan stakeholder terkait untuk antisipasi ataupun penanganan saat terjadi kebakaran hutan baik itu dari TNI/Polri, lembaga masyarakat desa hutan (LMDH), pemerintah daerah, dan pihak terkait lainnya.
"Mei sudah memasuki musim kemarau, sehingga kami sudah melakukan inventarisasi sarana prasarana, personel, pemetaan daerah rawan kebakaran, serta sosialisasi ke masyarakat dan petugas di lapangan," katanya.
Selain itu, lanjut Endung, Perum Perhutani juga sudah menyiapkan serta memasang sejumlah rambu-rambu seperti larangan membakar atau imbauan lainnya.
Dalam pertemuan tersebut kedua belah pihak yakni Perhutani dan Kodam IV/Diponegoro juga saling melakukan sinkronisasi sejumlah bidang seperti pengaturan pemanfaatan lahan yang menjadi tempat latihan Kodam IV/Diponegoro untuk masyarakat setempat serta pengamanan hutan.
"Pengamanan hutan, tentu tidak sekadar mengamankan benda. Mengamankan hutan (tidak terlepas dari sejumlah masalah,red) ada masalah sosialnya," kata Mayjen Effendi.
Terkait sinergi antisipasi dan penanganan kebakaran hutan, Pangdam menegaskan bahwa Kodam IV/Diponegoro siap kapan pun saat diperlukan baik personel maupun sarana prasarana termasuk helikopter.
Pada tahun 2018 sempat terjadi kebakaran hutan di tiga gunung di Jawa Tengah yakni hutan di lereng Gunung Sumbing, Sindoro, dan Lawu, yang mengakibatkan jalur pendakian ditutup sementara.