Purwokerto (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mulai memetakan wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan pada musim kemarau yang diprakirakan akan berlangsung Juni 2019.
"Kami sudah mulai memetakan wilayah berpotensi kekeringan sebagai salah satu upaya mitigasi bencana kekeringan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas, Ariono Poerwanto di Banyumas, Selasa.
Dia menjelaskan, pada dasarnya daftar wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Kami belum mengetahui bagaimana kondisi musim kemarau pada tahun ini namun kalaupun jumlah wilayah yang mengalami kekeringan bertambah atau tetap sama, diperkirakan masih di sekitar wilayah yang lama," katanya.
Pada tahun 2018 lalu, kata dia, ada sekitar sembilan kecamatan yang mengalami kekeringan di Kabupaten Banyumas.
Sembilan kecamatan tersebut antara lain Tambak, Sumpiuh, Banyumas, Somagede, Kalibagor, Cilongok, Purwojati, Kebasen, dan Karanglewas.
Sebagai upaya penanggulangan kekeringan di wilayah tersebut, BPBD Kabupaten Banyumas terus menyalurkan air bersih ke seluruh wilayah yang terdampak.
"Tahun ini juga kita mempersiapkan penyaluran air bersih ke wilayah yang nantinya terdampak kekeringan. Di BPBD ada tiga armada tangki, tapi dropingnya satu mobil bisa sampai empat hingga enam kali," katanya.
Selain itu, kata dia, biasanya akan ada bantuan armada dari berbagai pihak.
"Armada biasanya ada bantuan dari Badan Koordinasi Wilayah III dan PDAM," katanya.
Sementar itu, antisipasi kekeringan juga sudah mulai dilakukan oleh BPBD Kabupaten Banjarnegara.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Andri Sulistyo mengatakan pihaknya menyiagakan tiga tangki untuk penanggulangan kekeringan.