Tingkatkan produktivitas, dosen Undip dampingi UKM carica Wonosobo
Harapannya terjadi peningkatan kesejahteraan mitra kami, karena mereka bisa berproduksi secara optimal dan berkualitas
Magelang (Antaranews Jateng) - Sebanyak tiga dosen sekolah vokasi Universitas Diponegoro Semarang melakukan pengabdian kepada masyarakat di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah melalui pendampingan pelaku usaha kecil dan menengah yang mengolah carica menjadi manisan sebagai buah tangan wisatawan Bukit Sikunir
"Semula, mereka (pelaku UKM, red.) menghadapi masalah peralatan yang belum memadai untuk mengolah carica. Kami membangun dan bermitra dengan mereka untuk meningkatkan produk usahanya supaya berkembang dengan maksimal," kata salah satu di antara tiga dosen itu, Ireng Sigit Atmanto, dalam keterangan tertulis yang diterima di Magelang, Rabu.
Sebanyak tiga dosen yang melakukan program pengabdian kepada masyarakat di Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo itu, adalah Ireng Sigit Atmanto, Edy Supriyo, dan Siswo Sumardiono.
Ia mengatakan pelaku usaha yang mendapatkan pendampingan sejak Agustus lalu itu, yakni UKM "Sembung Subur" dan UKM "Sunrise".
Dengan bantuan alat berupa ekstraktor dan pasteurisasi yang mereka terima, ujar dia, akan mendongkrak produk manisan carica menjadi optimal. Buah carica, hasil perkebunan khas Kabupaten Wonosobo, diolah masyarakat setempat menjadi manisan.
"Harapannya terjadi peningkatan kesejahteraan mitra kami, karena mereka bisa berproduksi secara optimal dan berkualitas," kata dia.
Pihaknya berkepentingan mengaplikasikan hasil riset melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat supaya membantu usaha mereka dalam pengembangan produk unggulan di daerah itu.
"Kegiatan kami ini merupakan program pengabdian masyarakat, penerpan ilmu pengetahuan dan teknologi berupa teknologi tepat guna. Implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi," ujar dia.
Selain menghibahkan alat pengolah buah carica berupa ekstraktor dan pasteurisasi otomatis kepada pelaku UKM di desa itu, pihaknya juga memberikan pedoman operasional peralatan itu.
"Agar proses produksi lebih efisien dan higienis," kata dia.
"Semula, mereka (pelaku UKM, red.) menghadapi masalah peralatan yang belum memadai untuk mengolah carica. Kami membangun dan bermitra dengan mereka untuk meningkatkan produk usahanya supaya berkembang dengan maksimal," kata salah satu di antara tiga dosen itu, Ireng Sigit Atmanto, dalam keterangan tertulis yang diterima di Magelang, Rabu.
Sebanyak tiga dosen yang melakukan program pengabdian kepada masyarakat di Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo itu, adalah Ireng Sigit Atmanto, Edy Supriyo, dan Siswo Sumardiono.
Ia mengatakan pelaku usaha yang mendapatkan pendampingan sejak Agustus lalu itu, yakni UKM "Sembung Subur" dan UKM "Sunrise".
Dengan bantuan alat berupa ekstraktor dan pasteurisasi yang mereka terima, ujar dia, akan mendongkrak produk manisan carica menjadi optimal. Buah carica, hasil perkebunan khas Kabupaten Wonosobo, diolah masyarakat setempat menjadi manisan.
"Harapannya terjadi peningkatan kesejahteraan mitra kami, karena mereka bisa berproduksi secara optimal dan berkualitas," kata dia.
Pihaknya berkepentingan mengaplikasikan hasil riset melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat supaya membantu usaha mereka dalam pengembangan produk unggulan di daerah itu.
"Kegiatan kami ini merupakan program pengabdian masyarakat, penerpan ilmu pengetahuan dan teknologi berupa teknologi tepat guna. Implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi," ujar dia.
Selain menghibahkan alat pengolah buah carica berupa ekstraktor dan pasteurisasi otomatis kepada pelaku UKM di desa itu, pihaknya juga memberikan pedoman operasional peralatan itu.
"Agar proses produksi lebih efisien dan higienis," kata dia.