Semarang (Antaranews Jateng) - Libur Lebaran tinggal menghitung hari dan mudik menjadi potret budaya tahunan yang sudah berlangsung (mungkin) seabad, bahkan menjadi istimewa saat dikaitkan dengan sosial, ekonomi, dan keberagamaan.
Beragam pemberitaan yag berkaitan dengan mudik Lebaran pun sudah mulai terasa mulai dari persiapan arus mudik terutama yang terkait dengan kesiapan jalur mudik sampai arus balik Lebaran.
Mudik tahun ini, terasa semilir angin segar menyongsong, yakni mudik diharapkan jauh lebih baik dan nyaman dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena selain waktu libur Lebaran yang lebih panjang, juga ada sejumlah tol baru yang memberikan kemudahan bagi para pemudik untuk menuju kampung halaman.
Segala ritual rutin tahunan persiapan arus mudik Lebaran, diharapkan menjadi bagian dari upaya pemerintah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan belajar dari nilai minus dari mudik tahun-tahun sebelumnya, termasuk kasus Mudik 2016 yang merenggut korban jiwa di exit Tol Brebes (atau lebih dikenal dengan Brexit).
Tidak hanya jalur mudik, tetapi penyediaan sarana angkutan juga harus menjadi perhatian tersendiri karena hal tersebut menjadikan alternatif bagi pemudik yang tidak memiliki kendaraan pribadi untuk melakukan ritual rohani dan sosial.
Setelah pemerintah mempersiapkan arus mudik, maka masyarakat juga harus cerdas dengan memanfaatkan libur panjang Lebaran, di antaranya dengan memanfaatkan waktu pulang kampung lebih awal, sehingga waktu untuk berkumpul dengan keluarga menjadi lebih lama dan tidak terjebak kemacetan.
Para pemudik juga harus cermat dalam mengatur finansial, karena tidak hanya kebutuhan mudik Lebaran, tetapi harus dialokasikan juga kebutuhan untuk anak sekolah yang memasuki tahun ajaran baru pada Juli mendatang.
Alangkah bijak jika masyarakat cerdas untuk mengatur segala kebutuhan, merayakan Idul Fitri dengan sederhana sesuai kemampuan dengan tanpa mengurangi makna kebersamaan dan keberagaman.