Semarang, ANTARA JATENG - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebutkan kawasan kumuh di Kota Semarang saat ini masih tersisa sekitar 361 hektare yang ditargetkan terus berkurang.
"Pada awal 2016, tercatat setidaknya ada 415 hektare (ha) kawasan kumuh di Kota Semarang," katanya saat meresmikan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) 3R (Reduce, Reuse, and Recycle) di Semarang, Senin.
Bertempat di Kelurahan Pedurungan Lor, Semarang, orang nomor satu di Kota Semarang itu meresmikan TPS 3R bertepatan dengan peringatan Hari Bhakti Ke-72 Pekerjaan Umum (PU) tingkat Kota Semarang.
Sosok yang akrab disapa Hendi itu menjelaskan kawasan kumuh di Semarang terus berkurang dengan berbagai program, khususnya kampung tematik yang kini masih menyisakan 361 ha kawasan kumuh.
Menurut dia, program kampung tematik yang ditujukan untuk membenahi kawasan kumuh telah dijalankan di 113 kelurahan, ditambah dengan program dari Presiden Joko Widodo dengan Kotaku (Kota Tanpa Kumuh).
"Kalau Pemerintah Kota Semarang punya program namanya kampung tematik, Pak Jokowi melalui Kementerian PUPR juga melaksanakan program Kotaku di 38 kelurahan di Kota Semarang," kata politikus PDI Perjuangan itu.
Sinergitas antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat itu, diakui Hendi, mampu mempercepat pembenahan kawasan yang semula kumuh menjadi kawasan yang lebih baik, bersih, sehat, dan tertata rapi.
Apalagi, kata dia, sudah ada satu contoh kampung tematik yang berhasil dikembangkan sebagai destinasi wisata baru untuk menarik banyak wisatawan, yakni Kampung Pelangi di kawasan Gunung Brintik, Semarang.
Berbagai upaya untuk membenahi kawasan kumuh itu, kata dia, memerlukan partisipasi banyak pihak, termasuk dalam pengelolaan sampah yang diinisiasi masyarakat untuk mengelola sampah secara baik.
"Seperti dengan TPS 3R ini, kami berharap bisa mengurangi dampak negatif lingkungan yang mungkin timbul di lingkungan Kota Semarang akibat pengelolaan sampah yang kurang tepat," katanya.
Diharapkan, kata Hendi, dengan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah secara baik yang terus meningkat maka dampak-dampak negatif, seperti lingkungan kumuh sampah banjir bisa berkurang.
Hendi menambahkan Presiden Jokowi juga pernah membahas kesuksesan penanganan wilayah kumuh di Semarang, seperti unggahan fotonya tentang kampung nelayan di Tambaklorok, Semarang, lewat Facebook.
"Bisa dilihat sendiri bagaimana Kampung Bahari di Semarang telah dibangun sedemikian cepat. Jujur harus diakui pembangunan yang luar biasa baru terasa setelh Presidennya Pak Jokowi," pungkasnya.
Berita Terkait
Wali Kota Semarang: Perempuan adalah garda depan pembangunan
Kamis, 25 April 2024 8:43 Wib
Pemkot Semarang dukung KH Sholeh Darat jadi pahlawan nasional
Rabu, 24 April 2024 20:14 Wib
Tanggulangi bencana, Pj. Wali Kota Tegal: Optimalkan penggunaan teknologi
Rabu, 24 April 2024 16:56 Wib
Kuatkan basis kultural, jajaran UIN Walisongo ziarah ke makam wali
Rabu, 24 April 2024 15:23 Wib
Wali Kota Magelang-ratusan warga senam bersama
Rabu, 24 April 2024 9:02 Wib
Dana hibah 15 juta USD dari UEA cair, Gibran fokus penyelesaian infrastruktur
Rabu, 24 April 2024 7:50 Wib
Gibran selesaikan pekerjaan Wali Kota Surakarta usai putusan MK
Selasa, 23 April 2024 8:53 Wib
Hadiri halalbihalal Perumda Tirta Bahari, Pj. Wali Kota ajak jaga lingkungan
Senin, 22 April 2024 16:32 Wib