Brasilia, ANTARA JATENG - Presiden Brasil Michel Temer menolak untuk mundur setelah ia diselidiki atas dugaan mengizinkan pemberian suap kepada Eduardo Cunha, mantan ketua majelis rendah Kongres yang mendekam di balik jeruji besi karena skandal korupsi, Kamis (18/05).
"Saya tidak akan mengundurkan diri. Saya ulangi: Saya tidak akan mengundurkan diri," ujarnya dengan marah, sambil mengibaskan jarinya, dalam pernyataan singkat yang disiarkan di televisi seperti dilansir AFP.
Pengumuman tersebut disampaikan setelah demonstrasi jalanan di Rio de Janeiro, Sao Paulo dan ibu kota Brasilia yang menuntut pengunduran dirinya.
"Temer turun!" kata ribuan demonstran di Rio, juga menyerukan pemilihan sela.
Sekitar 24 jam setelah pemberitaan menggemparkan di surat kabar O Globo yang melaporkan bahwa Temer terekam menyetujui pemberian uang tutup mulut kepada Cunha, dia mendapatkan delapan permintaan resmi untuk pemakzulannya.
Menurut laporan tersebut, Temer membahas masalah itu dengan Joesley Batista, seorang eksekutif dari perusahaan pengolahan daging besar JBS, pada 7 Maret.
Batista mengatakan kepada Temer bahwa dia memberikan suap untuk memastikan bahwa Cunha -- yang dianggap memiliki pengetahuan mendalam tentang dunia politik Brasil yang kotor -- akan tutup mulut saat menjalani hukuman penjara atas skandal suap.
Dalam rekaman itu, yang diberikan sebagai bukti dalam kesepakatan pengakuan bersalah antara Batista dan saudaranya Wesley dengan jaksa, Temer terdengar mengatakan kepada Batista: "Anda harus terus melakukan itu, mengerti?"
Dalam pernyataannya pada Kamis, Temer dengan geram menanggapi klaim itu, dengan mengatakan: "Saya tidak pernah memberikan uang tutup mulut kepada seorang pun."