Bandung, Antara Jateng - Pakar keamanan siber dan komunikasi Pratama Persadha menyesalkan PT Terlkom membangun server (peladen) di Singapura karena bangsa lain berpotensi menjajah infrastruktur teknologi.
"Dengan membangun server di luar negeri, jelas ini menyakiti hati masyarakat," katanya di hadapan ratusan peserta Rakornas KAMMI di Bandung, Jumat.
Menurut dia, secara hukum jelas Telkom harus mengikuti aturan main di negara tersebut. Belum lagi, masalah pengelolaan yang jelas menguntungkan pihak Singapura karena punya akses fisik langsung. Hal ini jelas sangat berisiko.
Kasus Google Loon dan pembuatan server di luar negeri, menurut mantan pejabat tinggi Lembaga Sandi Negara itu, menjadi contoh nyata. Paling baru, Menteri BUMN Rini Suwandi meresmikan server milik Telkom di Singapura
Pratama menilai pembangunan server di Singapura itu menunjukkan pihak terkait masih enggan membangun infrastruktur siber di dalam negeri. Padahal, pembangunan server dengan level dan teknologi terkini sangat diharapkan bisa direalisasikan di dalam negeri. Efeknya akan mengerek partisipasi masyarakat dalam pembangunan ketahanan siber di Tanah Air.
Pratama yang juga Ketua Lembaga Riset CISSReC itu menilai kesadaran keamanan informasi masih rendah. Misalnya, pada permasalahan illegal logging dan illegal fishing. Karena komunikasi tidak diamankan, para pelaku sudah mengetahui komunikasi aparat sehingga mereka kabur dan tidak tertangkap.
"Bila edukasi keamanan siber tidak dimulai dari sekarang, kedaulatan informasi kita akan dijajah habis-habisan," kata Pratama mengingatkan.
Ia menekankan, "Bukan hanya masalah teknologi dan informasi, pada ujungnya kita akan diserang secara politik dan ekonomi ekonomi. Kalau ekonomi tidak stabil, negara menjadi kacau. Hal ini jelas ancaman serius."
Pratama berharap elemen mahasiswa bisa lebih banyak masuk ke isu pertahanan siber karena mereka penting menguasai dan mengetahui isu tersebut. Apalagi, peran pertahanan siber dari hari ke hari makin besar dan makin dibutuhkan.
"Sayangnya kita belum punya Badan Cyber Nasional. Mahasiswa hendaknya bisa mendorong isu ini karena sangat penting dan strategis. Jadi, urusan siber ini tidak hanya masalah kebebasan bermedia sosial semata, tetapi aspek pertahanan negara di sana sangat besar," kata pria asal Cepu Jawa Tengah itu.
Selanjutnya, Pratama berharap pemerintah mau mengevaluasi praktik e-Government yang sudah berjalan.