Antisipasi Longsor, Wonosobo Intensifkan Patroli Daerah Rawan Bencana
Wonosobo, Antara Jateng - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, mengintensifkan patroli di daerah yang teridentifikasi rawan bencana.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Wonosobo, Prayitno, di Wonosobo, Jumat, mengatakan hal ini merupakan salah satu bentuk antisipasi terhadap potensi kejadian bencana, mengingat sepanjang September curah hujan diperkirakan berada pada intensitas di atas normal.
"Patroli intensif kami usahakan merata di hampir seluruh wilayah, mengingat surat edaran dari Gubernur Jawa Tengah juga menyebut Kabupaten Wonosobo menjadi salah satu daerah yang mesti waspada terhadap tingginya curah hujan," katanya.
Ia menuturkan surat edaran Gubernur Jateng berisi imbauan agar fenomena el nino yang menyebabkan curah hujan di kisaran 51-200 mm diwaspadai.
Kabupaten Wonosobo di wilayah barat dan timur, menurut dia menjadi area yang diperkirakan memiliki potensi pergerakan tanah cukup tinggi akibat intensitas hujan mencapai 200 mm.
Melalui patroli secara intensif itu pula, katanya pihaknya juga berusaha menyampaikan imbauan kepada masyarakat, agar meningkatkan kewaspadaan terhadap titik di sekitar permukiman yang rawan pergerakan tanah.
Ia mengatakan BPBD juga telah mengambil langkah antisipatif dengan mengirim material dalam mengupayakan pencegahan musibah longsor, seperti di sekitar kampung Sirandu, Kelurahan Pagerkukuh.
"Kami bersama Dinas Cipta Karya mengirimkan bronjong dan kantong berisi batuan untuk mencegah abrasi sungai di kampung Sirandu," katanya.
Ia menyebutkan di beberapa wilayah yang terjadi bencana tanah longsor, seperti Leksono, Kalibawang, Sukoharjo, Wonosobo, Selomerto, dan Kertek pihak BPBD telah mengirimkan bantuan berupa logistik pendukung hidup keluarga terdampak.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Wonosobo, Prayitno, di Wonosobo, Jumat, mengatakan hal ini merupakan salah satu bentuk antisipasi terhadap potensi kejadian bencana, mengingat sepanjang September curah hujan diperkirakan berada pada intensitas di atas normal.
"Patroli intensif kami usahakan merata di hampir seluruh wilayah, mengingat surat edaran dari Gubernur Jawa Tengah juga menyebut Kabupaten Wonosobo menjadi salah satu daerah yang mesti waspada terhadap tingginya curah hujan," katanya.
Ia menuturkan surat edaran Gubernur Jateng berisi imbauan agar fenomena el nino yang menyebabkan curah hujan di kisaran 51-200 mm diwaspadai.
Kabupaten Wonosobo di wilayah barat dan timur, menurut dia menjadi area yang diperkirakan memiliki potensi pergerakan tanah cukup tinggi akibat intensitas hujan mencapai 200 mm.
Melalui patroli secara intensif itu pula, katanya pihaknya juga berusaha menyampaikan imbauan kepada masyarakat, agar meningkatkan kewaspadaan terhadap titik di sekitar permukiman yang rawan pergerakan tanah.
Ia mengatakan BPBD juga telah mengambil langkah antisipatif dengan mengirim material dalam mengupayakan pencegahan musibah longsor, seperti di sekitar kampung Sirandu, Kelurahan Pagerkukuh.
"Kami bersama Dinas Cipta Karya mengirimkan bronjong dan kantong berisi batuan untuk mencegah abrasi sungai di kampung Sirandu," katanya.
Ia menyebutkan di beberapa wilayah yang terjadi bencana tanah longsor, seperti Leksono, Kalibawang, Sukoharjo, Wonosobo, Selomerto, dan Kertek pihak BPBD telah mengirimkan bantuan berupa logistik pendukung hidup keluarga terdampak.