Jakarta Antara Jateng - Berdasarkan data Trend Micro, terjadi peningkatan sebesar 172 persen pada jumlah ransomware yang berhasil diungkap selama semester pertama 2016.
Dari Januari hingga Juni tercatat ada 79 famili ransomware baru. Ini adalah kejadian luar biasa bila dibandingkan dengan jumlah famili ransomware yang tercatat sepanjang 2015 yakni hanya ada 29.
Dalam keterangan tertulisnya, Trend Micro menyebut telah berhasil mendeteksi dan memblokir hampir 80 juta ancaman yang memanfaatkan ransomware selama periode itu.
Kerugian akibat ransomware mencapai 209 juta dolar AS yang terjadi sepanjang triwulan pertama 2016. Angka itu, menurut FBI, hanya untuk wilayah Amerika Serikat saja.
Spam menjadi metode pembidikan ransomware yang paling sering dijumpai dengan mencatat 71 persen dari total metode yang dikenali. Kemudian metode dengan memanfaatkan exploit kits menempati urutan setelahnya dengan persentase sebesar 18 persen.
Beberapa keluarga ransomware ditengarai menggunakan trik-trik penipuan model baru. Bila korban sampai tidak membayar uang tebusan dalam waktu yang ditentukan, jenis ransomware seperti JIGSAW misalnya, mengeluarkan ancaman untuk menghapus file.
Varian baru ransomware dirancang membidik dokumen perusahaan, dengan persentase 52 persen database files, 19 persen SQL files, 14 persen web pages, 10 persen tax return files, dan 5 persen Mac OS files.