La Paz, Bolivia, Antara Jateng - Wakil Menteri Luar Negeri Bolivia, Rodolfo Illanes, disiksa hingga tewas setelah pekerja tambang pengunjuk rasa menculik dia, kata pemerintah setempat, Kamis.
Petugas setempat menangkap sekitar 100 orang dan berjanji menghukum yang bertanggung jawab.
"Pada waktu ini, semua tanda menunjukkan bahwa wakil menteri Rodolfo Illanes dibunuh dengan keji dan pengecut," kata Menteri Dalam Negeri Bolivia, Carlos Romero, dalam pernyataan tertulis.
Dia menjelaskan, Illanes pergi menemui pekerja tambang, yang berunjuk rasa pada Kamis pagi di Panduro, sekitar 160 km dari ibu kota Bolivia, La Paz. Di tengah jalan, pekerja tambang mencegat dan menculiknya.
Pemerintah berupaya menemukan mayat Illanes, kata Romero, mengenai perkara itu, yang mengejutkan banyak warga Bolivia.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Bolivia, Reymi Reffeira, menangis di depan televisi saat menggambarkan bagaimana Illanes, yang baru ditunjuk sebagai wakil menteri pada Maret, dipukuli dan disiksa sampai mati.
"Kami tidak akan membiarkan tindakan jahat itu berlalu begitu saja tanpa hukuman. Sejumlah petugas menyelidiki sekitar 100 orang, yang ditangkap," kata Ferreira.
Pekerja tambang di Bolivia berdemonstrasi meminta perubahan sejumlah undang-undang. Namun demonstrasi itu berubah menjadi kekerasan pada pekan ini setelah adanya penutupan jalan raya.
Pada Rabu, dua pekerja tewas oleh peluru polisi, sementara pemerintah mengaku bahwa 17 polisi terluka.
Federasi Nasional Koperasi Tambang Bolivia, yang pada mulanya adalah sekutu dekat Presiden Bolivia, Evo Morales, mulai protes dan berjanji tidak akan berhenti berdemonstrasi setelah perundingan terkait legislasi pertambangan berakhir dengan kegagalan.
Mereka meminta konsesi tambang yang lebih besar dengan aturan longgar terkait pertanggung jawaban terhadap lingkungan. Mereka meminta hak untuk bekerja bagi perusahaan swasta dan juga perwakilan lebih besar dari serikat buruh.
Sebagian besar pekerja tambang di Bolivia, yang merupakan salah satu negara termiskin di Amerika Selatan, kini bekerja untuk koperasi. Mereka menyambung nyawa dengan memproduksi perak, timah, dan seng.
Masih sedikit perusahaan tambang swasta asing di negara tersebut, tidak seperti Peru ataupun Chile.
Perekonomian Bolivia bergantung pada gas alam, yang menyumbang setengah dari ekspor negara tersebut.
Morales menasionalisasi kekayaan alam Bolivia sejak berkuasa pada 2006 dan sempat menuai pujian dengan berbagai program kesejahteraan dan pembangunan.
Namun, pemerintahannya harus menerima badai kritik dan tudingan kroniisme dan otoritarianisme dalam beberapa tahun belakangan. Bahkan, serikat pekerja yang pernah menjadi basis dukungan kini terpecah.