Surabaya, Antara Jateng - Apel Besar Hari Lahir ke-93 Nahdlatul Ulama (NU) yang diselenggarakan di Candrawilwatikta Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur pada Sabtu 30 April 2016 akan mengusulkan Hari Lahir Pancasila.
"NU sudah melakukan kajian akademik menentukan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila, dan akan diusulkan kepada pemerintah bersamaan dengan apel besar," ujar Ketua PBNU Saifullah Yusuf kepada wartawan di Surabaya, Jumat.
Menurut dia, saat ini hanya ada Hari Kesaktian Pancasila, sedangan hari lahirnya belum ada sehingga kajian dan naskah akademik yang sudah dilakukan NU dinilainya sangat tepat.
Dalam naskah akademik, kata dia, di antaranya NU berpendapat bahwa Pidato Soekarno pada 1 Juni 1945 adalah fakta sejarah yang tak dapat disangkal, dan Soekarno adalah penggali Pancasila.
"Agar momentum kesejarahan itu tidak hilang maka 1 Juni harus menjadi Hari Kelahiran Pancasila," ucap Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Naskah akademik itu, lanjut dia, akan dibacakan pengurus PBNU di hadapan putri mantan Presiden Soekarno, Megawati Soekarnoputri yang dihadiri 10 ribu kader NU dan sejumlah perwakilan organisasi masyarakat.
Dalam apel yang bakal dihadiri Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama KH Said Aqil Siroj tersebut juga akan diteguhkan Pancasila sebagai dasar Negara yang menjadi inspirasi dunia pada era globalisasi.
"Pancasila terbukti mampu membawa ketenteraman di tengah warga Indonesia yang berbeda suku, agama dan kepentingan," kata Wakil Gubernur Jatim tersebut.
Sementara itu, Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Sri Untari mengatakan ketua umumnya akan menghadiri apel besar NU dan Harlah Pancasila.
"Bu Mega diundang dalam kapasitasnya sebagai Presiden ke-5 RI, sekaligus putri sang penggali lahirnya Pancasila 1 Juni, Bung Karno," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, ribuan kader PDI Perjuangan di Jatim juga dikerahkan dan berbaur bersama puluhan ribu warga Nahdliyin.
"Pengurus DPD ke sana dan sudah menginstruksikan DPC sekitar agar mengirimkan kadernya datang ke Pandaan," kata politisi yang juga Ketua Fraksi PDIP DPRD Jatim tersebut.