"Tadi saya lihat-lihat kondisinya. Sebelum diperbaiki menjadi panggung tontonan yang menarik, saya mau ajak kapan nanti dicari waktunya untuk kerja bakti bareng (membersihkan) TBRS," kata Ganjar di Semarang, Senin (30/11) malam.
Hal tersebut disampaikan Ganjar usai mementaskan kesenian ketoprak dengan lakon "Joko Tingkir Ngleboni Sayembara" dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun Ke-44 Korps Pegawai Republik Indonesia.
Menanggapi nasib para seniman yang ada di Ibu Kota Provinsi Jateng, Ganjar berharap ada inovasi pada setiap pengemasan kesenian yang dipertontonkan kepada masyarakat.
Menurut Ganjar, dengan cerita yang menarik, visual yang apik, dan tempat pertunjukan yang representatif, maka kesenian tradisional bisa tetap lestari di daerah masing-masing.
"Saya membayangkan di belakang panggung ada 'giant screen' sehingga pada saat terjadi perpindahan 'setting' tempat bisa lebih cepat dan menarik," katanya.
Ganjar optimistis, dengan adanya perhatian dari pemerintah daerah yang lebih serius terhadap kesenian, maka masyarakat pun akan tertarik lagi untuk datang ke taman budaya.
"Pemerintah Kota Semarang sudah memperhatikan ini, jadi kami berharap ada tindak lanjut untuk merevitalisasi TBRS," ujarnya.
Selain Ganjar, lakon ketoprak berdurasi tiga jam juga dipentaskan oleh sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov Jateng, seperti Sekda Jateng Sri Puryono, serta Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan Jateng Wika Bintang.