"Pemberian merek ini bertujuan agar masakan mangut asal Semarang lebih akrab dengan konsumen. Salah satu langkahnya dengan memberi mereka 'mangut gobyos'," kata Ketua Pokja Pariwisata FEDEP Kota Semarang Teguh Kismarjanto di Semarang, Selasa.
Dengan adanya upaya tersebut, pihaknya berharap ke depan masakan mangut bakal lebih identik dengan Kota Semarang.
Ia mengapresiasi upaya satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dalam membantu program "branding" masakan mangut oleh FEDEP, satu upaya yang dilakukan madalah melakukan promosi melalui pameran.
"Kami sering dilibatkan pada keikutsertaan pameran-pameran di mal. Sejauh ini respons dari masyarakat sangat baik. Banyak dari mereka yang tertarik untuk membeli dan menjadikannya sebagai oleh-oleh," katanya.
Sementara itu, pihaknya merasa perlu melakukan langkah tersebut mengingat selama ini banyak daerah yang berada di wilayah pantura menjual masakan mangut. padahal sebetulnya masakan ini asli Kota Semarang.
Beberapa daerah yang banyak menyediakan masakan tersebut di antaranya Brebes dan Pati. Selain itu, banyak orang yang menganggap mangut merupakan nama ikan, padahal mangut adalah nama masakan.
Masakan mangut selama ini lebih sering menggunakan ikan manyung panggang.
"Beberapa bahan yang bisa dijadikan sebagai pengganti ikan adalah tempe dan tahu, sehingga bagi yang tidak menyukai ikan sebetulnya dapat menggantinya dengan tempe atau tahu," katanya.
Sebagai pembeda, para pedagang di Kota Semarang banyak yang tidak menggunakan santan dalam proses memasak mangut ini. Menurutnya, tanpa menggunakan santan umur masakan lebih lama sehingga aman ketika akan dijadikan sebagai oleh-oleh.