"Kami meminta Ethiopia mempertimbangkan secara lebih serius untuk membuka kedutaan besar di Jakarta," katanya setelah bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Ethiopia Berhane Gebre-Christos di hari kedua Peringatan ke-60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Jakarta Convention Center (JCC), Senin.
Menurut Fachir, pembukaan kedutaan besar di Jakarta akan semakin meningkatkan kerja sama di antara kedua negara.
"Indonesia sudah membuka kedutaan besar di Addis Ababa sejak tahun 1964. Kami harap hal ini diikuti Ethiopia," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Gebre-Christos menyatakan, pihaknya akan mendiskusikan secara internal dan segera membuat keputusan untuk membuka kedubes di Jakarta.
"Kami akan segera memutuskannya karena menurut kami membuka kedutaan besar di Jakarta adalah sesuatu yang baik sekali," ujarnya.
Indonesia-Ethiopia mulai menjalin hubungan diplomatik sejak KAA pertama pada 1955 yang dilaksanakan di Bandung.
Pada 1964 Indonesia secara resmi membuka kedutaan besar di Addis Ababa, sementara Ethiopia menunjuk kedubesnya di Seoul sebagai perwakilan akreditasi untuk Indonesia.
Indonesia-Ethiopia memiliki sejumlah perjanjian kerja sama ekonomi dan teknik, kerja sama pengembangan karet, serta kerja sama antara kantor berita pada Januari 2015. Menteri Luar Negeri kedua negara menandatangan nota kesepahaman Forum Konsultasi Bilateral di Addis Ababa pada Januari 2015.
Kementerian Luar Negeri RI mencatat, nilai perdagangan kedua negara terus mengalami peningkatan. Nilai total perdagangan pada tahun 2010 adalah 94,1 juta dolar Amerika Serikat (AS), kemudian meningkat menjadi 106,8 juta dolar AS pada 2011, lalu naik senilai 318,3 juta dolar AS pada 2012 dan meningkat lagi 349,1 juta dolar AS pada tahun 2013.
Pertemuan antara Wamenlu Fachir dan Wamenlu Berhane Gebre-Christos dilakukan untuk membahas peningkatan kerja sama bilateral, mendiskusikan peningkatan kerja sama selatan dan selatan, peningkatan peran dalam dunia internasional serta permasalahan terkait kepentingan kedua negara.