Pentas drama berdurasi sekitar 60 menit tersebut mengambil tema "Iman disertai perbuatan akan semakin hidup". Ratusan jemaat menyaksikan pementasan drama tersebut.
Penulis naskah drama visualisasi Jalan Salib, Ignatius Hariyadi mengatakan drama ini tidak menceritakan tentang penyaliban Yesus, karena sudah umum dipentaskan, tetapi lebih menggambarkan kondisi nyata kehidupan di alam ini dengan tokoh Veronica dan Yohanes serta beberapa pengikut Yesus.
Hariyadi yang juga guru di SMP Tarakanita mengatakan drama tersebut mengisahkan setelah mendengar kabar bahwa Yesus ditangkap dengan segala fitnah dan tuduhan palsu.
Veronika dan Yohanes serta beberapa pengikut Yesus ingin melihatnya namun mereka tidak mampu menerobos barisan, kemudian mencari jalan lain untuk menghindari kerumunan massa.
Mereka menyusuri jalan kampung dan desa agar bisa melihat Yesus dari dekat. Namun, dalam perjalanan mereka menemui bermacam ketimpangan yang ada di masyarakat seperti kemiskinan, penindasan kaum lemah, dan ketimpangan lainnya.
Keegoisan telah membutakan hati masyarakat sehingga tidak mampu melihat dan meresakan penderitaan sesama di sekitar mereka. Bukan sedekah dengan ikhlas yang mereka berikan pada seorang pengemis yang kelaparan, namun cacian dan umpatan yang mereka berikan.
Veronica dan pengikut Yesus tergerak hatinya untuk membantu meringankan beban penderitaan pengemis itu dengan memberikan makanan.
Di sisi lain, seorang nenek ditelantarkan oleh keluarganya, dipandang seperti sampah yang mengganggu kehidupan mereka. Veronica dan pengikut Yesus mencoba meringankan beban penderitaan hidup nenek dengan memberikan sapaan hati dan menghiburnya.
Dalam perjalanan berikutnya, Veronica dan pengikut Yesus bertemu dengan penjual batu akik yang menawarkan berbagai batu akik bertuah dan memiliki kesaktian. Dalam adegan ini menggambarkan krisis iman melanda masyarakat, mereka terjebak dalam tren sesaat, bahkan terjerumus dalam kenistaan dan memercayai kekuatan di luar kekuasaan Tuhan.
Veronica dan pengikut Yesus juga menjumpai warga berdemo karena ikan dan ternaknya mati setelah minum air tercemar limbah pabrik logam. Mereka menuntut ganti rugi pada pihak pabrik, namun pemilik pabrik justru mengancam warga.
Setelah mendapat pengertian dari Veronica dan pengikut Yesus pengusaha tersebut akhirnya menyadari keslahannya dan bersedia mengganti kerugian warga.
Setelah itu, Veronica dan pengikut Yesus bergegas melanjutkan perjalanan, namun mereka terlambat ketika sampai di Puncak Golgota, Yesus sudah tersalib.
Penyesalan mendalam dirasakan Veronika dan pengikut Yesus karena tidak mampu mengusap wajah Yesus dan tidak mampu meringankan beban penderitaan Yesus selama memanggul salib. Namun, Yesus berkata kepada mereka bahwa mereka telah mengusap wajahnya, meringankan beban penderitaannya dan telah menemukan wajahnya di antara sesama.