Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan mengevaluasi program Jaring Anak Usia Dini (AUD) yang bertujuan menjaring anak-anak usia 5–6 tahun agar mengikuti sekolah PAUD minimal satu tahun sebelum memasuki sekolah dasar sekaligus mendukung program Wajib Belajar 13 Tahun.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan Mabruri di Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa, mengatakan program ini menjadi bagian penting dalam mendukung kebijakan nasional Wajib Belajar 13 Tahun.

"Idealnya, kami melakukan pendekatan langsung kepada masyarakat untuk mendapatkan data anak usia 5–6 tahun. Namun waktu yang terbatas membuat proses pendataan belum bisa maksimal," katanya.

Untuk mendukung pendataan dan intervensi, Dinas Pendidikan telah mengembangkan aplikasi "Tuntas" yang memuat data anak yang saat ini tercatat sekitar 900 anak belum bersekolah.

"Hal ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi kita semua," katanya.

Selain menjaring anak usia dini, kata dia, program ini menyasar anak-anak yang tidak sekolah secara umum.

"Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan pusat kegiatan belajar masyarakat untuk menarik mereka kembali ke dunia pendidikan. Kami mengalokasikan anggaran khusus untuk PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Mengajar) agar bisa melakukan pendekatan dan memberikan layanan pendidikan bagi anak-anak yang terjaring," katanya.

Ia berharap, data yang diperoleh tidak hanya berhenti sebagai angka, namun menjadi dasar pemetaan penyebab anak tidak masuk PAUD dan menentukan intervensi untuk penyelesaian secara tepat.

"Melalui sinergi dan komitmen bersama, kami optimistis program Jaring AUD akan menjadi gerakan nyata dalam mewujudkan Wajib Belajar 13 Tahun di daerah," katanya.

Bunda PAUD Kota Pekalongan Inggit Soraya menegaskan program Jaring AUD merupakan inovasi lokal yang lahir dari kepedulian terhadap masih banyak anak usia dini belum mengakses PAUD.

"Kami memang harus lebih semangat dan rajin menjaring anak-anak usia 5–6 tahun agar bisa masuk PAUD. Sekarang sudah diwajibkan minimal menempuh pendidikan PAUD selama satu tahun," katanya.


Pewarta : Kutnadi
Editor : Immanuel Citra Senjaya
Copyright © ANTARA 2025