Semarang (ANTARA) - Yayasan Lembaga Peningkatan Kesehatan Gizi Indonesia (YLPKGI) meresmikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) hasil kolaborasi dengan Muhammadiyah di SPPG Muhammadiyah Minggir, Sleman, Yogyakarta. Selasa.

Peresmian itu sekaligus menjadi bagian dari peluncuran SPPG Muhammadiyah se-Indonesia yang mendukung pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui pendekatan ekosistem gizi nasional.

Ketua Dewan Pembina YLPKGI Arsjad Rasjid, dalam pernyataan di Semarang, Rabu, menekankan bahwa program MBG merupakan jawaban konkret atas tantangan yang berdampak langsung pada anak-anak Indonesia. 

Ia menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor antara YLPKGI, Muhammadiyah, dan Badan Gizi Nasional (BGN) dalam menghadirkan solusi yang tidak hanya menjawab kebutuhan gizi, tetapi juga memperkuat struktur ekonomi komunitas secara luas.

"Ketika Muhammadiyah, YLPKGI, dan BGN berkolaborasi, maka solusi besar pemerintah bisa benar-benar diwujudkan bersama. Program ini bukan hanya soal makan bergizi, tapi juga menggerakkan ekonomi lokal melalui ekosistem yang inklusif dan sirkular," katanya.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada BGN dalam memastikan program MBG berjalan efektif dan akuntabel.

Berdasarkan data terbaru, lebih dari 5,5 juta anak di Indonesia telah menjadi penerima manfaat langsung dari program MBG.

Arsjad juga memberikan penghargaan khusus kepada Muhammadiyah yang disebutnya sebagai mitra strategis pemerintah.

Melalui jaringan amal jsaha dan struktur organisasi yang menjangkau hingga pelosok desa, Muhammadiyah memainkan peran vital dalam memperkuat ketahanan pangan dan membangun kesadaran gizi masyarakat.

Sebagai mitra pemerintah dalam program MBG, YLPKGI hadir sebagai platform kolaboratif yang berupaya memastikan bahwa program ini memberikan dampak menyeluruh yang tidak hanya bagi anak-anak penerima manfaat, tetapi juga bagi ekosistem sosial dan ekonomi di sekitarnya.

SPPG mengadopsi pendekatan ekonomi sirkuler, dengan melibatkan petani, peternak, koperasi, dan tenaga kerja lokal. Bahkan sebelum layanan makan bergizi dimulai, masyarakat telah mendapat manfaat ekonomi melalui pembangunan fasilitas dan pelatihan pengelolaan dapur komunitas.

"Penggunaan bahan bangunan lokal, pelibatan warga sekitar dalam pembangunan, hingga pelatihan pengelolaan dapur, semuanya menunjukkan bahwa program ini menyentuh aspek ekonomi sekaligus sosial secara nyata," katanya.

Peresmian SPPG Muhammadiyah Minggir menandai beroperasinya tiga SPPG awal di UNISA Yogyakarta, Muallimin Muhammadiyah, dan MBS Prambanan dan kesiapan 18 SPPG lainnya yang tersebar di berbagai wilayah seperti Garut, Bandung, Ciamis, Sleman, Kudus, Tarakan dan Malang.

Program tersebut dijalankan oleh Koordinator Nasional Makan Bergizi Muhammadiyah (Kornas MBM PP Muhammadiyah) dengan pendekatan hulu-hilir yang melibatkan koperasi dapur, jamaah tani, peternak dan nelayan Muhammadiyah.


Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2025