Kudus (ANTARA) - Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mendukung program kunjungan siswa ke museum sebagai bagian upaya meningkatkan rasa cinta dan nasionalisme para siswa terhadap berbagai peninggalan sejarah dan materi yang ada di museum.
"Kami tentu menunggu surat dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus, sehingga nantinya kami tindaklanjuti dengan bersurat ke sekolah tingkat SD dan SMP di Kudus," kata Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kudus Harjuna Widada di Kudus, Kamis.
Sebetulnya, kata dia, di sekolah ada kurikulum muatan lokal (Mulok), akan tetapi sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) mulok di Jateng merupakan bahasa Jawa.
Meskipun demikian, imbuh dia, kunjungan ke museum yang ada di Kudus tetap ada manfaatnya, karena bisa memberikan tambahan informasi untuk para siswa karena di Kudus terdapat dua museum.
Kedua museum tersebut, yakni Museum Kretek yang memiliki koleksi alat produksi rokok era penjajahan Belanda serta berbagai profil pengusaha rokok di Kudus. Sedangkan Museum Patiayam memiliki koleksi fosil purbakala.
Penjabat Bupati Kudus Muhamad Hasan Chabibie memang berharap dua museum yang ada di Kudus bisa dikunjungi para siswa. Apalagi, Museum Patiayam merupakan warisan budaya dari Situs Patiayam Kudus, tentunya menjadi warisan berharga yang tak ternilai harganya.
"Kekayaan budaya tentunya harus dilestarikan dan dikenalkan secara luas terhadap masyarakat," ujarnya.
Ia berharap bisa menjadi wisata edukasi yang mendidik terutama masyarakat Kudus dan sekitarnya.
Untuk itulah, diusulkan agar ada kunjungan dari pelajar ke museum secara regular. Terlebih lagi Kurikulum Merdeka juga lebih fleksibel.
Baca juga: Disbudpar Kudus terima DAK untuk museum Rp1,5 miliar
"Kami tentu menunggu surat dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus, sehingga nantinya kami tindaklanjuti dengan bersurat ke sekolah tingkat SD dan SMP di Kudus," kata Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kudus Harjuna Widada di Kudus, Kamis.
Sebetulnya, kata dia, di sekolah ada kurikulum muatan lokal (Mulok), akan tetapi sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) mulok di Jateng merupakan bahasa Jawa.
Meskipun demikian, imbuh dia, kunjungan ke museum yang ada di Kudus tetap ada manfaatnya, karena bisa memberikan tambahan informasi untuk para siswa karena di Kudus terdapat dua museum.
Kedua museum tersebut, yakni Museum Kretek yang memiliki koleksi alat produksi rokok era penjajahan Belanda serta berbagai profil pengusaha rokok di Kudus. Sedangkan Museum Patiayam memiliki koleksi fosil purbakala.
Penjabat Bupati Kudus Muhamad Hasan Chabibie memang berharap dua museum yang ada di Kudus bisa dikunjungi para siswa. Apalagi, Museum Patiayam merupakan warisan budaya dari Situs Patiayam Kudus, tentunya menjadi warisan berharga yang tak ternilai harganya.
"Kekayaan budaya tentunya harus dilestarikan dan dikenalkan secara luas terhadap masyarakat," ujarnya.
Ia berharap bisa menjadi wisata edukasi yang mendidik terutama masyarakat Kudus dan sekitarnya.
Untuk itulah, diusulkan agar ada kunjungan dari pelajar ke museum secara regular. Terlebih lagi Kurikulum Merdeka juga lebih fleksibel.
Baca juga: Disbudpar Kudus terima DAK untuk museum Rp1,5 miliar