Kudus (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah pada 2024 mendapatkan dana alokasi khusus (DAK) museum Rp1,5 miliar dari Direktorat Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
"DAK yang diperoleh tahun ini mengalami peningkatan, dibandingkan dengan DAK 2023 hanya memperoleh Rp1,4 miliar," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus Mutrikah di Kudus, Rabu.
Hal itu, kata dia, menunjukkan keseriusan Disbudpar Kudus dalam mengelola museum menjadi lebih baik pada masa mendatang.
Hanya saja, kata dia, DAK yang diterima merupakan DAK nonfisik sehingga tidak bisa digunakan untuk perbaikan sarana dan prasarana berupa fisik yang mengalami kerusakan.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Kretek Kudus Sudarman mengatakan bantuan dari DAK Rp1,5 miliar itu untuk mendukung kegiatan di dua museum, yakni Museum Kretek dan Museum Patiayam.
Untuk Museum Kretek mendapatkan alokasi anggaran Rp800 juta dan Museum Patiayam Rp700 juta.
Kegiatan yang direncanakan dengan anggaran sebesar itu, yakni pengelolaan koleksi, kajian koleksi, peningkatan kualitas juru pelihara koleksi, seminar kajian koleksi, serta program terkait dengan akses publik.
Program akses publik, yakni terkait dengan konten promosi, publikasi, serta pentas seni musik, lomba pembuatan video pendek, dan lomba lainnya, termasuk menyiapkan gerai untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan mengundang desa wisata di Kudus.
"Kami juga akan menyelenggarakan pameran bersama di Museum Kretek dengan pengusaha rokok yang dimungkinkan memiliki sejumlah koleksi yang bisa dipamerkan kepada masyarakat luas," ujarnya.
Ia berharap, sejumlah agenda kegiatan tersebut bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke dua museum tersebut.
Baca juga: Pemkab Kudus jadikan Museum Patiayam objek wisata edukasi
"DAK yang diperoleh tahun ini mengalami peningkatan, dibandingkan dengan DAK 2023 hanya memperoleh Rp1,4 miliar," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus Mutrikah di Kudus, Rabu.
Hal itu, kata dia, menunjukkan keseriusan Disbudpar Kudus dalam mengelola museum menjadi lebih baik pada masa mendatang.
Hanya saja, kata dia, DAK yang diterima merupakan DAK nonfisik sehingga tidak bisa digunakan untuk perbaikan sarana dan prasarana berupa fisik yang mengalami kerusakan.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Kretek Kudus Sudarman mengatakan bantuan dari DAK Rp1,5 miliar itu untuk mendukung kegiatan di dua museum, yakni Museum Kretek dan Museum Patiayam.
Untuk Museum Kretek mendapatkan alokasi anggaran Rp800 juta dan Museum Patiayam Rp700 juta.
Kegiatan yang direncanakan dengan anggaran sebesar itu, yakni pengelolaan koleksi, kajian koleksi, peningkatan kualitas juru pelihara koleksi, seminar kajian koleksi, serta program terkait dengan akses publik.
Program akses publik, yakni terkait dengan konten promosi, publikasi, serta pentas seni musik, lomba pembuatan video pendek, dan lomba lainnya, termasuk menyiapkan gerai untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan mengundang desa wisata di Kudus.
"Kami juga akan menyelenggarakan pameran bersama di Museum Kretek dengan pengusaha rokok yang dimungkinkan memiliki sejumlah koleksi yang bisa dipamerkan kepada masyarakat luas," ujarnya.
Ia berharap, sejumlah agenda kegiatan tersebut bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke dua museum tersebut.
Baca juga: Pemkab Kudus jadikan Museum Patiayam objek wisata edukasi