Semarang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat pengurangan tingkat pengangguran terbuka periode Agustus 2022 sebesar 40 ribu orang dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Pada Agustus 2022 tercatat 1,08 juta pengangguran," kata Kepala BPS Jawa Tengah Adhi Wiriana di Semarang, Senin.
Dia menyebut komposisi angkatan kerja Jawa Tengah tercatat mencapai 18,39 juta orang.
Jumlah penduduk yang bekerja, lanjut dia, mencapai 18,39 juta orang, meningkat 0,55 juta dibandingkan dengan tahun lalu.
"Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan terbesar yakni sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, meningkat 324,03 ribu orang," katanya.
Sektor yang mengalami penurunan terbesar yakni jasa perusahaan yang mencapai 20,23 ribu orang.
Jika dilihat dari latar belakang pendidikan, kata dia, tamatan Sekolah Dasar (SD) masih mendominasi penduduk bekerja di Jawa Tengah yang mencapai 45,51 persen.
Selama COVID-19, BPS Jawa Tengah juga mencatat sekitar 500.750 penduduk usia kerja terdampak pandemi.
"Pengangguran karena COVID-19 24,07 ribu orang, tidak bekerja karena COVID-19 17,97 ribu orang, serta 408.900 orang mengalami pengurangan jam kerja," katanya.
"Pada Agustus 2022 tercatat 1,08 juta pengangguran," kata Kepala BPS Jawa Tengah Adhi Wiriana di Semarang, Senin.
Dia menyebut komposisi angkatan kerja Jawa Tengah tercatat mencapai 18,39 juta orang.
Jumlah penduduk yang bekerja, lanjut dia, mencapai 18,39 juta orang, meningkat 0,55 juta dibandingkan dengan tahun lalu.
"Lapangan pekerjaan yang mengalami peningkatan terbesar yakni sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, meningkat 324,03 ribu orang," katanya.
Sektor yang mengalami penurunan terbesar yakni jasa perusahaan yang mencapai 20,23 ribu orang.
Jika dilihat dari latar belakang pendidikan, kata dia, tamatan Sekolah Dasar (SD) masih mendominasi penduduk bekerja di Jawa Tengah yang mencapai 45,51 persen.
Selama COVID-19, BPS Jawa Tengah juga mencatat sekitar 500.750 penduduk usia kerja terdampak pandemi.
"Pengangguran karena COVID-19 24,07 ribu orang, tidak bekerja karena COVID-19 17,97 ribu orang, serta 408.900 orang mengalami pengurangan jam kerja," katanya.