Magelang (ANTARA) - Puluhan guru dan karyawan SMA Negeri 4 Kota Magelang, Jawa Tengah, menari kolosal di hadapan ratusan siswa dan para undangan dalam Hari Ulang Tahun ke-33 SMAN 4 Kota Magelang, Senin.

Tari kolosal dengan judul "Manunggaling Karsa Ambangun Pawiyatan Mardhika" terdiri atas empat tarian, yakni tari buto, tari bedoyo, tari soreng, dan tari topeng ireng.

Para guru dan karyawan menari dengan penuh semangat dan mendapat sambutan meriah dari para siswa dan undangan.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 4 Kota Magelang Sukardi menjelaskan tari buto melambangkan mara bahaya, tari bedoyo melambangkan suatu ritual bersih diri dari segala pengaruh buruk.

Kemudian tari soreng melambangkan keadaan kembali normal dan tari topeng ireng melambangkan kehidupan masyarakat yang sudah makmur.

Ia menyampaikan Manunggaling Karsa Ambangun Pawiyatan Mardhika melambangkan adanya sinergi dari berbagai pihak di SMAN 4 Kota Magelang untuk membangun sekolah ini sebagai sekolah yang berkarakter dan berdaya saing tinggi sesuai semboyan mutu SMAN 4 Magelang, yaitu Tampil Prima.

"Manunggaling Karsa Ambangun Pawiyatan Mardhika juga melambangkan semangat SMAN 4 Magelang dalam menyongsong pelaksanaan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dengan melakukan pembelajaran yang berdifensiasi (memperhatikan keanekaragaman karakter) sehingga tercapai pembelajaran yang menyenangkan sesuai kebutuhan murid," katanya.

Sukardi menuturkan selama pandemi COVID-19, kegiatan seperti ini tidak pernah dilakukan, ternyata mendapat sambutan dari para guru dan karyawan untuk memeriahkan ulang tahun sekolah ini.

"Para guru dan karyawan melakukan latihan sekitar dua pekan. Latihan dilakukan setelah jam pembelajaran sekolah, dua hari sekali mereka latihan," katanya.

Kepala SMAN 4 Kota Magelang Sri Sunarti mengatakan sejak latihan hingga pementasan hari ini kegiatannya cukup meriah, karena semua guru dan karyawan terlibat.

"Ada sekitar 50 guru dan karyawan ikut menari kolosal hari ini dalam HUT ke-33 sekolah sekaligus merayakan HUT ke-77 Kemerdekaan RI," katanya.

Menurut dia keterlibatan para guru dan karyawan dalam tarian tersebut atas kesadaran mereka sendiri, sekalian untuk penyegaran dari kegiatan rutin sehari-hari.

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024