Solo (ANTARA) - Balai Desa Balerante yang ada di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah siap menampung pengungsi Merapi menyusul meningkatnya aktivitas gunung berapi tersebut.

Koordinator Pengungsi di Balerante Zainu di Klaten, Kamis mengatakan Balai Desa Balerante sendiri sudah aktif menjadi tempat pengungsian sementara sejak tahun 2020 di mana pada saat itu status Gunung Merapi naik dari waspada ke siaga.

"Sampai sekarang belum kami bongkar karena sampai saat ini statusnya masih siaga. Seperti tadi malam kejadian itu ya kami siapkan tempatnya," katanya.

Mengenai kesiapan tempat mandi, cuci, kakus (MCK), dikatakannya, sudah tersedia. Sedangkan untuk dapur umum akan disiapkan dalam waktu dekat.

"Kalau dapur umum memang belum kami siapkan. Jadi nanti kalau terjadi yang lebih parah dan semua warga di KRB (kawasan rawan bencana) III harus turun ya sesegera mungkin kami siapkan dapur umum," katanya.

Baca juga: Masyarakat di kawasan rawan bencana Merapi diminta tetap waspada

Ia mengatakan untuk tempat evakuasi sementara di Balai Desa Balerante sendiri terdiri dari 15 bilik yang masing-masing bilik bisa digunakan untuk 3-4 orang. Meski demikian, dikatakannya, jika seluruh warga KRB III diharuskan turun maka gedung balai desa tidak akan mencukupi untuk menampung pengungsi.

"Warga di KRB III sekitar 450 jiwa, kalau menggunakan gedung sekolah dasar di sebelah balai desa sebetulnya bangunannya tidak layak. Namun kalau terpaksa akan dipasang tenda," katanya.

Sementara itu, untuk fasilitas lain di tempat evakuasi sementara yang juga disiapkan yakni kandang komunal. Untuk kapasitas kandang komunal tersebut bisa untuk 200 ekor sapi.

"Kandang komunal sudah siap, tinggal bersih-bersih saja. Kalau kondisi fisiknya kita evakuasi ternak sudah siap," katanya.

Sebelumnya, tepatnya pada Rabu (9/3) petang sebanyak 60 warga dari Dukuh Sambungrejo, Ngipiksari, Sukorejo, dan Dukuh Balerante mengungsi di Balai Desa Balerante menyusul awan panas guguran yang terjadi di puncak Gunung Merapi.

Baca juga: 60 warga Desa Belerante Klaten mengungsi akibat dampak Merapi
Baca juga: Guguran lava Merapi rata-rata 140 kali/hari

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024