Wonosobo (ANTARA) - Kapolres Wonosobo AKBP M. Kasim Akbar Bantilan menyampaikan sekolah harus menjadi tempat yang bebas dari kekerasan seksual, perundungan, dan sikap intoleransi.
"Sekolah sekaligus menjadi ruang yang mengedepankan nondiskriminasi, penghormatan hak anak, dan partisipasi aktif siswa dalam kegiatan sosial maupun pembelajaran," katanya bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) di SD Negeri 10 Wonosobo, Senin.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program “Safari Sekolah Ramah Anak”.Dalam kegiatan tersebut, Kapolres menyampaikan pesan penting tentang arti sekolah ramah anak, yakni lingkungan belajar yang tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga memberikan ruang bagi anak untuk berekspresi, berkreasi, dan tumbuh secara sehat, bahagia, serta berkarakter.
"Sekolah ramah anak adalah sekolah yang memberi kesempatan bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai minat dan kemampuannya. Di sini, setiap anak berhak merasa aman, dihargai, dan mendapat perlakuan yang adil," katanya.
Kepada para guru, Kapolres mengajak agar senantiasa menjaga integritas dan menjadi teladan bagi peserta didik dalam membangun karakter positif.
Ia juga mengingatkan pentingnya kolaborasi antara sekolah dan orang tua agar proses pendidikan berjalan seimbang antara rumah dan lingkungan sekolah.
Kapolres berpesan kepada para siswa untuk terus belajar dengan semangat, berani mencoba hal baru, menghormati sesama, serta menjauhi pengaruh negatif seperti narkoba dan pergaulan bebas yang dapat merusak masa depan.
"Anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Masa depan Indonesia ada di tangan kalian. Belajarlah dengan tekun, disiplin, dan jangan takut bermimpi," katanya.
Kegiatan Safari Sekolah Ramah Anak ini disambut antusias oleh siswa dan guru SD Negeri 10 Wonosobo. Acara berlangsung tertib, interaktif, dan penuh semangat kebersamaan, diakhiri dengan sesi foto bersama antara Kapolres dan seluruh peserta upacara.
Baca juga: Psikolog UMS soroti meningkatkan kasus perundungan

