Purwokerto (ANTARA) - Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan rumah sakit di daerah itu saling membantu dalam memenuhi kebutuhan oksigen medis bagi pasien COVID-19.
"Kemarin pernah ada kejadian oksigennya hampir kritis, tapi kemudian di antara teman-teman rumah sakit saling bantu sama lain," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.
Ia mengatakan bahwa dengan cara itu kondisi tersebut tidak sampai mengakibatkan kejadian fatal.
Baca juga: Kapolda Jateng ancam tindak penimbun obat dan oksigen
Terkait dengan pemenuhan kebutuhan oksigen medis, ia mengatakan rumah sakit di Banyumas mendapatkan bantuan oksigen medis dari PT Krakatau Steel dan Pertamina.
"Kami sedang mencari tempat untuk tandon-tandon oksigen yang besar-besar," katanya.
Ia mengatakan rumah sakit di Kabupaten Banyumas yang memiliki tempat penampungan oksigen cair berukuran besar hanya RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto, RSUD Banyumas, dan RS Dadi Keluarga Purwokerto.
Ia mengatakan secara kebetulan tempat penampungan oksigen cair milik RS Dadi Keluarga sedang kosong, sehingga pihaknya akan pinjam untuk dijadikan sebagai tandon.
"Itu (tempat penampungan oksigen cair milik RS Dadi Keluarga, red.) bisa muat sampai 200 tabung," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto mengatakan RS Siaga Medika Banyumas mendapatkan bantuan oksigen medis dari PT Krakatau Steel 200 tabung.
"Sana (RS Siaga Medika, red.) hanya butuh 80 tabung, yang 120 tabung kami bagi ke rumah sakit yang ada, tapi mengambil, tadi malam sudah berangkat, mungkin sekarang sudah perjalanan pulang. Itu bisa dimanfaatkan oleh 12 rumah sakit, alhamdulillah, terutama yang persiapannya tinggal beberapa jam ke depan," katanya.
Selain itu, kata dia, ada bantuan program pertanggungjawaban sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) dari Pertamina yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Dia mengatakan Pemprov Jateng meminta Pemkab Banyumas segera menginventarisasi RS-RS yang sering kekurangan oksigen medis dan paling tidak mempunyai tabung berukuran besar yang bisa menampung.
"Itu sudah kami laksanakan. Alhamdulillah tadi malam ada salah satu rumah sakit swasta di Banyumas, RS Dadi Keluarga itu punya tabung besar untuk oksigen yang dipinjamkan kepada pemerintah daerah, nanti untuk menerima bantuan dari provinsi," katanya.
Selanjutnya, kata dia, oksigen medis bantuan yang ditempatkan di RS Dadi Keluarga akan dibagikan ke RS-RS yang persediaan oksigennya kritis.
Pemkab Banyumas juga berkeinginan memiliki depot tabung oksigen medis sendiri.
"Idealnya punya 100 tabung. Kalau ada rumah sakit yang kekurangan, sudah dalam kondisi mendesak, bisa mengambil dari depot agar tidak sampai kritis, sehingga tidak sampai menyebabkan kondisi pasien menjadi lebih berat, bahkan meninggal dunia," katanya.
Setelah pasokan oksigen medis reguler datang, kata dia, rumah sakit tersebut wajib mengembalikan tabung berisi oksigen medis ke depot milik Pemkab Banyumas.
Terkait dengan kebutuhan oksigen medis di Banyumas, Sadiyanto memperkirakan hal itu mencapai kisaran 500 tabung per hari untuk 23 rumah sakit.
"Dari 23 rumah sakit itu, 16 rumah sakit di antaranya merupakan rumah sakit rujukan penanganan COVID-19," katanya.
Baca juga: Bupati Purbalingga pantau persediaan tabung oksigen
Baca juga: Dinkes Surakarta: Penanganan pasien COVID-19 terkendala stok oksigen
Baca juga: Pemerintah impor tabung oksigen bagi pasien COVID-19
"Kemarin pernah ada kejadian oksigennya hampir kritis, tapi kemudian di antara teman-teman rumah sakit saling bantu sama lain," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis.
Ia mengatakan bahwa dengan cara itu kondisi tersebut tidak sampai mengakibatkan kejadian fatal.
Baca juga: Kapolda Jateng ancam tindak penimbun obat dan oksigen
Terkait dengan pemenuhan kebutuhan oksigen medis, ia mengatakan rumah sakit di Banyumas mendapatkan bantuan oksigen medis dari PT Krakatau Steel dan Pertamina.
"Kami sedang mencari tempat untuk tandon-tandon oksigen yang besar-besar," katanya.
Ia mengatakan rumah sakit di Kabupaten Banyumas yang memiliki tempat penampungan oksigen cair berukuran besar hanya RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto, RSUD Banyumas, dan RS Dadi Keluarga Purwokerto.
Ia mengatakan secara kebetulan tempat penampungan oksigen cair milik RS Dadi Keluarga sedang kosong, sehingga pihaknya akan pinjam untuk dijadikan sebagai tandon.
"Itu (tempat penampungan oksigen cair milik RS Dadi Keluarga, red.) bisa muat sampai 200 tabung," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto mengatakan RS Siaga Medika Banyumas mendapatkan bantuan oksigen medis dari PT Krakatau Steel 200 tabung.
"Sana (RS Siaga Medika, red.) hanya butuh 80 tabung, yang 120 tabung kami bagi ke rumah sakit yang ada, tapi mengambil, tadi malam sudah berangkat, mungkin sekarang sudah perjalanan pulang. Itu bisa dimanfaatkan oleh 12 rumah sakit, alhamdulillah, terutama yang persiapannya tinggal beberapa jam ke depan," katanya.
Selain itu, kata dia, ada bantuan program pertanggungjawaban sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) dari Pertamina yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Dia mengatakan Pemprov Jateng meminta Pemkab Banyumas segera menginventarisasi RS-RS yang sering kekurangan oksigen medis dan paling tidak mempunyai tabung berukuran besar yang bisa menampung.
"Itu sudah kami laksanakan. Alhamdulillah tadi malam ada salah satu rumah sakit swasta di Banyumas, RS Dadi Keluarga itu punya tabung besar untuk oksigen yang dipinjamkan kepada pemerintah daerah, nanti untuk menerima bantuan dari provinsi," katanya.
Selanjutnya, kata dia, oksigen medis bantuan yang ditempatkan di RS Dadi Keluarga akan dibagikan ke RS-RS yang persediaan oksigennya kritis.
Pemkab Banyumas juga berkeinginan memiliki depot tabung oksigen medis sendiri.
"Idealnya punya 100 tabung. Kalau ada rumah sakit yang kekurangan, sudah dalam kondisi mendesak, bisa mengambil dari depot agar tidak sampai kritis, sehingga tidak sampai menyebabkan kondisi pasien menjadi lebih berat, bahkan meninggal dunia," katanya.
Setelah pasokan oksigen medis reguler datang, kata dia, rumah sakit tersebut wajib mengembalikan tabung berisi oksigen medis ke depot milik Pemkab Banyumas.
Terkait dengan kebutuhan oksigen medis di Banyumas, Sadiyanto memperkirakan hal itu mencapai kisaran 500 tabung per hari untuk 23 rumah sakit.
"Dari 23 rumah sakit itu, 16 rumah sakit di antaranya merupakan rumah sakit rujukan penanganan COVID-19," katanya.
Baca juga: Bupati Purbalingga pantau persediaan tabung oksigen
Baca juga: Dinkes Surakarta: Penanganan pasien COVID-19 terkendala stok oksigen
Baca juga: Pemerintah impor tabung oksigen bagi pasien COVID-19