Solo (ANTARA) - Jumlah kasus positif COVID-19 dari klaster buka puasa bersama di RT 06/RW 07, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, bertambah dari 23 menjadi 25 orang.
"Awalnya tujuh orang, kemudian tambah-tambah dan sekarang jadi 25 orang. Mereka diarahkan ke Donohudan," kata Ketua Pelaksana Harian Satgas Penanganan COVID-19 Kota Surakarta Ahyani di Solo, Senin.
Meski demikian, dari total tersebut empat di antaranya dirawat di rumah sakit karena bergejala dan satu di antaranya menjalani isolasi mandiri di rumah.
Baca juga: Jateng siaga atasi penularan COVID-19 dalam keluarga
Ia mengatakan cepatnya penyebaran virus tidak lepas dari kawasan padat penduduk di daerah tersebut.
"Mereka sangat akrab, interaksi erat dan protokol kesehatan tidak begitu dipedulikan. Selain itu, ada yang tidak punya tempat MCK (mandi, cuci, kakus) sehingga memakai MCK komunal," katanya.
Disinggung mengenai kasus tersebut, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan saat ini seluruh warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 sudah ditangani oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta.
"Makanya saya imbau dari awal, hindari dulu yang namanya buka bersama. Itu kan gara-gara buka bersama," katanya.
Sebagai langkah penelusuran, pihaknya juga menyelenggarakan tes usap di sejumlah tempat di Kota Solo termasuk di Kelurahan Sumber.
Sementara itu, mengenai klaster tarawih di Kelurahan Danukusuman, Kecamatan Serengan, dikatakannya, juga sudah ditangani.
"Itu tarawihnya nggak pakai protokol kesehatan ketat. Sekali lagi kalau tarawihnya pakai prokes pasti aman. Kalau prokesnya kurang ketat pasti kena," katanya.
Ia berharap dengan langkah penelusuran dan upaya tes usap di beberapa tempat dapat meminimalkan munculnya klaster baru penyebaran COVID-19 di Solo.
Baca juga: 21 orang terpapar COVID-19 klaster Perumahan Pati dirawat di RS
Baca juga: Puluhan orang jamaah salat tarawih di Banyumas terjangkit COVID-19
"Awalnya tujuh orang, kemudian tambah-tambah dan sekarang jadi 25 orang. Mereka diarahkan ke Donohudan," kata Ketua Pelaksana Harian Satgas Penanganan COVID-19 Kota Surakarta Ahyani di Solo, Senin.
Meski demikian, dari total tersebut empat di antaranya dirawat di rumah sakit karena bergejala dan satu di antaranya menjalani isolasi mandiri di rumah.
Baca juga: Jateng siaga atasi penularan COVID-19 dalam keluarga
Ia mengatakan cepatnya penyebaran virus tidak lepas dari kawasan padat penduduk di daerah tersebut.
"Mereka sangat akrab, interaksi erat dan protokol kesehatan tidak begitu dipedulikan. Selain itu, ada yang tidak punya tempat MCK (mandi, cuci, kakus) sehingga memakai MCK komunal," katanya.
Disinggung mengenai kasus tersebut, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan saat ini seluruh warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 sudah ditangani oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta.
"Makanya saya imbau dari awal, hindari dulu yang namanya buka bersama. Itu kan gara-gara buka bersama," katanya.
Sebagai langkah penelusuran, pihaknya juga menyelenggarakan tes usap di sejumlah tempat di Kota Solo termasuk di Kelurahan Sumber.
Sementara itu, mengenai klaster tarawih di Kelurahan Danukusuman, Kecamatan Serengan, dikatakannya, juga sudah ditangani.
"Itu tarawihnya nggak pakai protokol kesehatan ketat. Sekali lagi kalau tarawihnya pakai prokes pasti aman. Kalau prokesnya kurang ketat pasti kena," katanya.
Ia berharap dengan langkah penelusuran dan upaya tes usap di beberapa tempat dapat meminimalkan munculnya klaster baru penyebaran COVID-19 di Solo.
Baca juga: 21 orang terpapar COVID-19 klaster Perumahan Pati dirawat di RS
Baca juga: Puluhan orang jamaah salat tarawih di Banyumas terjangkit COVID-19