Solo (ANTARA) - Perhimpunan Insan Perunggasan Indonesia (Pinsar) Pedaging Jawa Tengah memprediksi momentum Ramadhan tahun ini tidak akan terlalu mempengaruhi harga ayam hidup di tingkat peternak yang saat ini masih dalam level rendah.

"Kalau awal Ramadhan mungkin akan naik sedikit menjadi Rp17.000/kg hidup dari saat ini yang berada di kisaran Rp14.000/kg hidup," kata Ketua Pinsar Pedaging Parjuni di Solo, Senin.

Ia mengatakan kenaikan tersebut tidak akan berlangsung lama sehingga ada kemungkinan harga kembali turun hingga minggu ketiga bulan Ramadhan. Selanjutnya, harga kembali naik pada jelang Lebaran.

"Mungkin naik jadi Rp16.000/kg, kenaikan tidak tinggi karena besok kemungkinan tidak banyak yang mudik. Jadi konsumsi juga tidak meningkat signifikan," katanya.

Menurut dia, saat ini harga ayam hidup lepas kandang masih cenderung rendah karena permasalahan oversuplai belum teratasi dengan baik. Bahkan, dengan alasan yang sama, beberapa waktu lalu harga ayam hidup mencapai angka Rp4.000-5.000/kg.

"Oleh karena itu, pada momen 'punggahan' (tradisi mendoakan leluhur sebelum memasuki Ramadhan) ini kami coba angkat harga," katanya.

Baca juga: Pinsar terapkan sistem buka-tutup stabilkan harga daging ayam di Jateng

Sementara itu, terkait dengan distribusi ayam di pasaran di tengah wabah Covid-19 ini, dikatakannya, sejauh ini tidak ada kendala. Menurut dia, yang saat ini lebih diperhatikan distributor adalah lebih pendeknya durasi berjualan para pedagang di pasaran dibandingkan sebelumnya.

"Kalau biasanya kan bisa 8-9 jam, kalau sekarang hanya 4-5 jam sehingga kami harus menyesuaikan. Itupun saat ini jumlah pedagang juga berkurang," katanya.

Meski demikian, dikatakannya, saat ini harga jual ayam di pasar masih relatif stabil, yaitu di kisaran Rp28.000-30.000/kg.

Baca juga: Pinsar kembali keluhkan anjloknya harga ayam hidup

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Wisnu Adhi Nugroho
Copyright © ANTARA 2024