Kudus (ANTARA) - Harga jual gula pasir di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, terus merangkak naik setelah sebelumnya dijual dengan harga Rp14.500 per kilogram dari harga sebelumnya berkisar Rp12.500/kg, kini naik lagi menjadi Rp17.000/kg.
"Kenaikan harga jual gula pasir menjadi Rp17.000/kg untuk tingkat pengecer mulai Kamis (5/3)," kata salah seorang pedagang sayur mayur di Pasar Bitingan Kudus Tutik Asiani di Kudus, Jumat.
Ia mencatat harga gula pasir eceran sebesar Rp12.500 hanya bertahan hingga awal 2020 setelah sebelumnya ditetapkan harga jual eceran tertinggi oleh pemerintah.
Baca juga: Harga gula pasir melonjak, Satgas Pangan Banyumas koordinasi dengan Bulog
Kemudian, lanjut dia, harganya terus merangkak naik secara bertahap, dan sebelum naik menjadi Rp17.000/kg sebelumnya sempat naik menjadi Rp16.000/kg.
Akibat kenaikan tersebut, dia mengaku, tidak berani memperbanyak stok karena khawatir turun. Terlebih lagi, permintaan konsumen juga mulai berkurang karena dianggap mahal.
Wati, pedagang di Pasar Kliwon mengakui tidak memiliki stok gula pasir karena harganya cenderung naik.
"Setelah stok gula pasir habis dengan harga jual terakhir sebesar Rp16.000/kg, saya belum berniat kulakan lagi karena khawatir turun sehingga bisa merugi," ujarnya.
Permintaan konsumen, kata dia, juga kurang lancar sehingga lebih baik menunggu kondisi harga jual gula di pasaran kembali stabil.
Informasi terbaru, kata dia, stok gula memang tersedia, namun harga jual ecerannya naik menjadi Rp17.000/kg.
Jika stok gula pasir di pasaran masih tersedia, maka di toko modern stok cenderung terbatas seperti di Swalayan ADA Kudus biasanya menyediakan stok gula dalam jumlah banyak, ternyata sudah kosong karena begitu tersedia langsung diserbu konsumen, lantaran harga yang dijual juga lebih murah dari pasaran.
Baca juga: PTPN IX Stok Gula Pasir 10 Ribu Ton belum Terserap
Baca juga: Mantan Dirut Gendhis Multi Manis Jadi Tersangka Penimbunan
"Kenaikan harga jual gula pasir menjadi Rp17.000/kg untuk tingkat pengecer mulai Kamis (5/3)," kata salah seorang pedagang sayur mayur di Pasar Bitingan Kudus Tutik Asiani di Kudus, Jumat.
Ia mencatat harga gula pasir eceran sebesar Rp12.500 hanya bertahan hingga awal 2020 setelah sebelumnya ditetapkan harga jual eceran tertinggi oleh pemerintah.
Baca juga: Harga gula pasir melonjak, Satgas Pangan Banyumas koordinasi dengan Bulog
Kemudian, lanjut dia, harganya terus merangkak naik secara bertahap, dan sebelum naik menjadi Rp17.000/kg sebelumnya sempat naik menjadi Rp16.000/kg.
Akibat kenaikan tersebut, dia mengaku, tidak berani memperbanyak stok karena khawatir turun. Terlebih lagi, permintaan konsumen juga mulai berkurang karena dianggap mahal.
Wati, pedagang di Pasar Kliwon mengakui tidak memiliki stok gula pasir karena harganya cenderung naik.
"Setelah stok gula pasir habis dengan harga jual terakhir sebesar Rp16.000/kg, saya belum berniat kulakan lagi karena khawatir turun sehingga bisa merugi," ujarnya.
Permintaan konsumen, kata dia, juga kurang lancar sehingga lebih baik menunggu kondisi harga jual gula di pasaran kembali stabil.
Informasi terbaru, kata dia, stok gula memang tersedia, namun harga jual ecerannya naik menjadi Rp17.000/kg.
Jika stok gula pasir di pasaran masih tersedia, maka di toko modern stok cenderung terbatas seperti di Swalayan ADA Kudus biasanya menyediakan stok gula dalam jumlah banyak, ternyata sudah kosong karena begitu tersedia langsung diserbu konsumen, lantaran harga yang dijual juga lebih murah dari pasaran.
Baca juga: PTPN IX Stok Gula Pasir 10 Ribu Ton belum Terserap
Baca juga: Mantan Dirut Gendhis Multi Manis Jadi Tersangka Penimbunan