Purwokerto (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyumas, Jawa Tengah, memantau gejolak kenaikan harga gula pasir di Kabupaten Banyumas.
"Satgas Pangan sudah melakukan monitoring terus, terutama dari pihak Intelijen sudah kami suruh turun untuk melakukan monitoring pengendalian harga pangan," kata Kepala Polresta Banyumas Komisaris Besar Polisi Whisnu Caraka di Markas Polresta Banyumas, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.
Ia mengatakan berdasarkan hasil pemantauan, lonjakan harga khususnya gula pasir belum signifikan.
Baca juga: Harga gula pasir di Kudus melejit hingg Rp14.500/kg
"Lonjakan harga gula pasir itu masih kami hitung wajar. Akan tetapi langkah kami juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah, bagaimana kenaikan itu bisa diturunkan kembali," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Perum Bulog terkait dengan penyaluran gula pasir.
Menurut dia, operasi pasar tetap dilakukan oleh Satgas Pangan Polresta Banyumas dalam arti untuk memantau kemungkinan terjadinya lonjakan harga kebutuhan pokok masyarakat.
"Kami sudah dapat datanya, memang ada lonjakan itu (lonjakan harga gula pasir). Kami juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah, bisa apa gak dilakukan operasi pasar" tegasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas Yunianto mengakui jika harga gula pasir di pasaran saat sekarang mengalami kenaikan.
Ia menduga kenaikan harga gula pasir tersebut disebabkan oleh faktor keterlambatan distribusi.
"Bisa juga karena proses produksi, karena untuk menggiling (tebu) harus menunggu musim," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Perum Bulog maupun PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) guna membahas pasokan gula pasir di Banyumas.
Dari pantauan, harga gula pasir lokal di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Banyumas, khususnya Pasar Manis Purwokerto telah mencapai Rp15.000 per kilogram, sedangkan gula pasir kualitas premium mencapai kisaran Rp17.500-Rp18.000 per kilogram.
Baca juga: 15 ton kuning telur beku asal India senilai Rp1 miliar disita
"Satgas Pangan sudah melakukan monitoring terus, terutama dari pihak Intelijen sudah kami suruh turun untuk melakukan monitoring pengendalian harga pangan," kata Kepala Polresta Banyumas Komisaris Besar Polisi Whisnu Caraka di Markas Polresta Banyumas, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.
Ia mengatakan berdasarkan hasil pemantauan, lonjakan harga khususnya gula pasir belum signifikan.
Baca juga: Harga gula pasir di Kudus melejit hingg Rp14.500/kg
"Lonjakan harga gula pasir itu masih kami hitung wajar. Akan tetapi langkah kami juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah, bagaimana kenaikan itu bisa diturunkan kembali," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Perum Bulog terkait dengan penyaluran gula pasir.
Menurut dia, operasi pasar tetap dilakukan oleh Satgas Pangan Polresta Banyumas dalam arti untuk memantau kemungkinan terjadinya lonjakan harga kebutuhan pokok masyarakat.
"Kami sudah dapat datanya, memang ada lonjakan itu (lonjakan harga gula pasir). Kami juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah, bisa apa gak dilakukan operasi pasar" tegasnya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas Yunianto mengakui jika harga gula pasir di pasaran saat sekarang mengalami kenaikan.
Ia menduga kenaikan harga gula pasir tersebut disebabkan oleh faktor keterlambatan distribusi.
"Bisa juga karena proses produksi, karena untuk menggiling (tebu) harus menunggu musim," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Perum Bulog maupun PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) guna membahas pasokan gula pasir di Banyumas.
Dari pantauan, harga gula pasir lokal di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Banyumas, khususnya Pasar Manis Purwokerto telah mencapai Rp15.000 per kilogram, sedangkan gula pasir kualitas premium mencapai kisaran Rp17.500-Rp18.000 per kilogram.
Baca juga: 15 ton kuning telur beku asal India senilai Rp1 miliar disita