Kudus (ANTARA) - Kapasitas pelayanan hemodialisis di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus ditingkatkan secara bertahap dari tujuh menjadi 24 mesin hemodialisis hingga akhir 2019 sehingga jumlah pasien yang dilayani semakin bertambah menyusul meningkatnya jumlah pasien cuci darah. 

"Dari 17 mesin tambahan yang direncanakan, saat ini sudah siap 10 mesin dan dapat digunakan untuk melayani 60 pasien hemodialisis (HD) rawat jalan dengan jadwal HD dua kali seminggu," kata Direktur Utama RS Mardi Rahayu Kudus Pujianto usai peresmian ruang baru hemodialisis dan instalasi rehabilitasi medik RS Mardi Rahayu Kudus, Kamis.

Peresmian ruang baru hemodialisis ditandai dengan pemotongan pita oleh Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) Korwil Jateng Lestariningsih dan Kepala Dinkes Kudus Joko Dwi Putranto yang juga supervisor hemodialisis RS Mardi Rahayu.

Dalam sebulan, kata Pujianto, tercatat 27 pasien, sedangkan jumlah pasien yang harus antre berkisar 20 pasien.

Dengan penambahan jumlah mesin, dia optimistis pasien yang sudah antre bisa terlayani dengan baik.

Ruang baru Instalasi Rehabilitasi Medik diresmikan oleh Lazarus Leimena selaku Ketua Umum Pengurus Yayasan Kristen Kesejahteraan Mardi Rahayu (YKKMR). 

Hemodialisis yang dikenal dengan sebutan cuci darah, kata dia, memang dibutuhkan menyusul semakin banyaknya pasien gagal ginjal yang berobat seiring kemudahan akses pelayanan kesehatan dengan kehadiran Jaminan Kesehatan Nasional. 

Demikian pula dengan rehabilitasi medik yang lebih dikenal dengan istilah fisioterapi, kata dia, dibutuhkan pula pasien pascaoperasi karena trauma atau penyebab lain.

Ia mengungkapkan kebutuhan ruang baru yang lebih luas dengan kapasitas pelayanan lebih besar untuk pelayanan hemodialisis dan rehabilitasi medik dirasakan sejak beberapa tahun yang lalu, namun baru dapat diwujudkan tahun ini.

Dengan diresmikannya ruang baru hemodialisis dan instalasi rehabilitasi medik RS Mardi Rahayu Kudus itu,  kapasitas pelayanan hemodialisis akan bertambah secara bertahap dari tujuh menjadi 24 mesin. 

Visitasi Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus untuk izin relokasi dan penambahan mesin, katanya, sudah dilaksanakan sehari sebelumnya. 

Tahapan berikutnya, mengajukan izin penambahan layanan ke BPJS Kesehatan agar mesin hemodialisis tambahan di RS Mardi Rahayu dapat dimanfaatkan oleh peserta JKN yang mendominasi pasien hemodialisis.

"Kapasitas pelayanan instalasi rehabilitasi medik juga meningkat setelah ruang baru dioperasionalkan, terutama dari segi kelengkapan layanan, seperti telah tersedianya ruang terpisah untuk terapi wicara anak maupun dewasa, penambahan ruang gymnasium senam, pelayanan okupasi terapi pada anak dengan gangguan tumbuh kembang maupun anak berkebutuhan khusus, dan penambahan ruang cubicle untuk fisioterapi dengan alat," ujarnya. 

Penambahan kapasitas layanan rehabilitasi medik tersebut, menjadi bukti komitmen RS Mardi Rahayu Kudus dalam mengelola center of excellence trauma center dan unit stroke, mengingat banyaknya pasien pascoperasi atau trauma dan pascstroke membutuhkan rehabilitasi medik atau fisioterapi agar pemulihannya optimal. 

"Kami berharap kedua ruang baru ini semakin memperluas akses pasien yang membutuhkan hemodialisis dan rehabilitasi medik untuk mendapatkan pelayanan yang profesional penuh kasih di RS Mardi Rahayu," ujarnya. 

Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia Korwil Jateng Lestariningsih berharap, pelayanan kesehatan di tingkat pertama untuk bisa mendeteksi pasien yang menderita hipertensi atau gangguan ginjal lebih awal sehingga ketika dirujuk ke faskes kedua kondisinya tidak terlambat.
 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024