Tangis Pecah dan Asa Musnah Begitu Nasib MH370 Diumumkan
Beberapa di antara mereka bersandar pada anggota keluarga mereka lainnya demi menguatkan diri begitu mereka meninggalkan ruangan di mana diberi tahu bahwa penerbangan Malaysia Airlines itu berakhir, tak diragukan lagi, di wilayah terpencil di selatan Samudera Hindia.
Sembari membawa tandu, paramedis bergegas memasuki ballrom Hotel Lido di Beijing di mana para keluarga dari 153 penumpang asal China dalam pesawat itu telah menunggu selama lebih dari dua pekan.
Bahkan ketika ada kemungkinan pesawat dibajak pun para keluarga masih mempunyai harapan bahwa orang-orang tercintanya di dalam pesawat itu masih hidup.
Tetapi setelah pengumuman dari Perdana Menteri Malaysia dan Malaysia Airlines itu, mereka kini menyadari tidak ada harapan bagi anggota keluarganya untuk hidup. Bahkan tak ada harapan sama sekali.
Beberapa dari mereka menghambur ke luar ruangan sembari menangis tak terkendali, dengan dipapah oleh anggota keluarga mereka lainnya, sedangkan yang lainnya tak henti menyeka tetes air mata dari matanya begitu mereka meninggalkan ruang pengumuman itu.
Yang lainnya hanya menutup wajahnya, menyembunyikan emosi mereka. Sementara di dalam ruangan ratapan duka bergema.
Sanak keluarga di hotel itu enggan untuk diajak berbicara, tapi salah seorang dari mereka berkata kepada AFP lewat telepon, "Kini kami sudah tidak mempunyai harapan lagi."