Staf Humas Yayasan Tarakanita Pusat, Jefry, mengatakan pelatihan bertujuan untuk memberi pemahaman jurnalistik dan keterampilan penulisan kepada peserta, agar nantinya bisa aktif menulis di portal yayasan, www.tarakanita.or.id.
Menurut dia, masih banyak daerah di wilayah kerja Yayasan Tarakanita yang belum aktif memperbarui konten, padahal sebenarnya banyak materi yang bisa ditulis dan diunggah di portal yayasan.
Narasumber pelatihan adalah dua pewarta Kantor Berita ANTARA, yakni M. Hari Atmoko yang menyampaikan dasar dan prinisp penulisan jurnalistik dan Achmad Zaenal M yang memaparkan tentang jurnalisme digital hari ini.
Meskipun sebagian besar peserta usianya di atas 35 tahun, mereka antusias mengikuti pelatihan hingga tuntas. Mereka juga tetap semangat ketika ditugasi menulis berita pendek.
"Kalau peserta bisa menulis berita sepanjang lima alinea dalam waktu 30 menit, itu sudah bagus," kata Hari Atmoko sambil tersenyum.
Zaenal yang juga Kepala LKBN ANTARA Biro Jateng itu mengatakan, tanggung jawab moral bukan saja oleh para pendidik akan tetapi juga para jurnalis.
"Dunia pendidikan dan dunia jurnalistik sebenarnya sama-sama memiliki kemampuan untuk mencerahkan dan memberdayakan. Tugas pewarta atau jurnalis antara lain menginformasikan, mendidik, kontrol sosial, dan menghibur," katanya.
Pada era informasi yang mengalir secara deras bagaikan tsunami informasi itu, katanya, berita hendaknya mampu mencerahkan dan memberdayakan, bukan malah sebaliknya.
Pelatihan itu terkait dengan lokakarya "Market Share" selama tiga hari terakhir yang diselenggarakan oleh Yayasan Tarakanita. Pembicara lainnya, Kepala Subbiro Hubungan Masyarakat Yayasan Tarakanita Pusat di Jakarta Ambrosius Sigit K.