Purbalingga (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, akan menggelar Festival Gunung Slamet (FGS) VIII Tahun 2025 di Desa Wisata Lembah Asri Serang (D'LAS) pada tanggal 4-6 Juli 2025.
Saat dihubungi di Purbalingga, Sabtu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Purbalingga R Budi Setiawan bersyukur karena FGS yang merupakan agenda wisata budaya tahunan itu kembali masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) untuk kedua kalinya.
“Kemarin untuk bisa mempertahankan agar FGS tetap masuk KEN memang sulit ya. Awal tahun kita menjalani kurasi yang dilakukan oleh lebih dari 20 kurator nasional, hingga akhirnya lolos masuk ke 110 festival,” katanya
Ia mengharapkan Festival Gunung Slamet bisa kembali masuk dalam KEN 2026 meskipun hal itu sangat tergantung pada pelaksanaan FGS VIII Tahun 2025 yang yang akan dikurasi lagi oleh tim dari Direktorat Event Daerah Kementerian Pariwisata yang datang dan melihat secara langsung kegiatan tersebut.
Menurut dia, penilaian tersebut di antaranya meliputi ekowisata, pesan moral terkait lingkungan termasuk pengelolaan sampah, serta keterlibatan dari kabupaten lain.
“Alhamdulillah kami sudah berkirim surat undangan ke enam kabupaten sekitar untuk menampilkan atraksi kesenian di ajang FGS 2025, dan sudah dijawab, mereka akan mengirimkan atraksi kesenian,” katanya.
Lebih lanjut, Budi mengatakan dalam pergelaran FGS VIII Tahun 2025 terdapat sesuatu yang baru, sehingga menjadi pembeda dengan kegiatan tahun sebelumnya.
Menurut dia, acara baru yang menjadi rangkaian FGS VIII itu berupa D’LAS Trail Run yang akan digelar pada hari ketiga pelaksanaan kegiatan, Minggu (6/7).
Selain itu, kata dia, prosesi pengambilan air dari mata air Tuk Sikopyah di lereng Gunung Slamet akan diikuti oleh wisatawan dari sejumlah negara.
Bahkan, lanjut dia, sejumlah penyanyi dan grup musik ternama juga siap menghibur pengunjung FGS VIII.
"Semoga pengunjung FGS tahun ini meningkat, apalagi berbarengan dengan momentum liburan sekolah, sehingga diharapkan berdampak positif terhadap UMKM dan peningkatan hunian penginapan,” kata Budi.
Baca juga: Cara budayawan Banyumas merawat kelestarian Gunung Slamet