Sejarah relasi kretek pada masa kemerdekaan perlu dibukukan
Kudus (ANTARA) - Penjabat Bupati Kudus M Hasan Chabibie berharap sejarah relasi masa kejayaan industri kretek pada masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia perlu dibukukan agar bisa dibaca generasi saat ini.
"Sarasehan 'Peta Kretek Dalam Kebangsaan' ini menarik karena informasi terkait hubungan antara pengusaha rokok kretek dengan para pejuang kemerdekaan yang sebelumnya belum terungkap akhirnya kini bisa terungkap," ujarnya pada sarasehan budaya dan sejarah kretek di halaman Museum Kretek Kudus bersamaan dengan Pameran Temporer, di Kudus, Jawa Tengah, Jumat.
Ia mengakui tertarik dengan salah satu foto utusan Kiai Abdul Wahab Abdullah maupun Jenderal Sudirman yang membuktikan dalam relasi perjuangan memberikan dukungan dan sumbangsih untuk kemerdekaan RI.
"Hadirnya utusan Jenderal Sudirman dan sowan juragan rokok di Kudus, tentu konteksnya sama bagaimana ikut dalam perjuangan kemerdekaan yang dibiayai secara luar biasa," ujarnya.
Adanya dokumen museum yang menunjukkan jejak digital ada relasi tahun 1900-an adanya dukungan dan sumbangsih terhadap perjuangan kemerdekaan hingga akhirnya 17 Agustus 1945 diproklamirkan oleh Soekarno Hatta.
Alfonso R Alexandri, dari keluarga kretek Tjap Saboek mengakui memang ada jejak sejarah masa peperangan, karena Gatot Subroto mengirimkan utusan ke Kudus sebelum peperangan di Surakarta.
Selain itu, kata dia, juga menugaskan Suparjo Rustam sebagai kepala keamanan di perusahaan keluarganya, yang pada akhirnya menjadi Gubernur Jateng.
"Saya juga masih mencari surat yang diinformasikan merupakan surat dari Jenderal Sudirman ke buyut," ujarnya.
Dalam sarasehan yang dimoderatori Prayitno tersebut, dihadiri Pj Bupati Kudus M Hasan Chabibie sebagai pembicara, Ketua PPRK Kudus Agus Sardjono, serta Sejarawan dan Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kudus Edy Supratno.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus Mutrikah menambahkan bahwa Pameran Temporer Museum Kretek ini diikuti perusahaan swasta, ekonomi kreatif, dan UMKM yang mendukung secara langsung kegiatan tersebut.
Perusahaan swasta yang terlibat, yakni PT Djarum, PT Nojorono Tobacco International (NTI), dan PT Mubarrokfood Cipta Delicia. Bahkan, keluarga kretek yang perusahaannya telah puluhan tahun tutup ikut serta memamerkan koleksi bersejarah yang mereka miliki.
"Pameran ini bisa memberikan edukasi masyarakat Kudus secara runut. Dari yang tidak tahu menjadi tahu cara pemasaran produk rokok era penjajahan, hingga menjadi besar seperti saat ini," ujarnya.
Pameran temporer ini, kata dia, baru pertama kali digelar. Selain memamerkan koleksi yang menjadi saksi sejarah mulai awal perusahaan berdiri, juga menampilkan demo melinting kretek, kemudian ada juga becak pengangkut selongsong atau kemasan kretek, dan lainnya. Sedangkan Museum Kretek Kudus memamerkan koleksi yang merupakan hibah dari beberapa pabrik kretek tempo dulu.
"Sarasehan 'Peta Kretek Dalam Kebangsaan' ini menarik karena informasi terkait hubungan antara pengusaha rokok kretek dengan para pejuang kemerdekaan yang sebelumnya belum terungkap akhirnya kini bisa terungkap," ujarnya pada sarasehan budaya dan sejarah kretek di halaman Museum Kretek Kudus bersamaan dengan Pameran Temporer, di Kudus, Jawa Tengah, Jumat.
Ia mengakui tertarik dengan salah satu foto utusan Kiai Abdul Wahab Abdullah maupun Jenderal Sudirman yang membuktikan dalam relasi perjuangan memberikan dukungan dan sumbangsih untuk kemerdekaan RI.
"Hadirnya utusan Jenderal Sudirman dan sowan juragan rokok di Kudus, tentu konteksnya sama bagaimana ikut dalam perjuangan kemerdekaan yang dibiayai secara luar biasa," ujarnya.
Adanya dokumen museum yang menunjukkan jejak digital ada relasi tahun 1900-an adanya dukungan dan sumbangsih terhadap perjuangan kemerdekaan hingga akhirnya 17 Agustus 1945 diproklamirkan oleh Soekarno Hatta.
Alfonso R Alexandri, dari keluarga kretek Tjap Saboek mengakui memang ada jejak sejarah masa peperangan, karena Gatot Subroto mengirimkan utusan ke Kudus sebelum peperangan di Surakarta.
Selain itu, kata dia, juga menugaskan Suparjo Rustam sebagai kepala keamanan di perusahaan keluarganya, yang pada akhirnya menjadi Gubernur Jateng.
"Saya juga masih mencari surat yang diinformasikan merupakan surat dari Jenderal Sudirman ke buyut," ujarnya.
Dalam sarasehan yang dimoderatori Prayitno tersebut, dihadiri Pj Bupati Kudus M Hasan Chabibie sebagai pembicara, Ketua PPRK Kudus Agus Sardjono, serta Sejarawan dan Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kudus Edy Supratno.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus Mutrikah menambahkan bahwa Pameran Temporer Museum Kretek ini diikuti perusahaan swasta, ekonomi kreatif, dan UMKM yang mendukung secara langsung kegiatan tersebut.
Perusahaan swasta yang terlibat, yakni PT Djarum, PT Nojorono Tobacco International (NTI), dan PT Mubarrokfood Cipta Delicia. Bahkan, keluarga kretek yang perusahaannya telah puluhan tahun tutup ikut serta memamerkan koleksi bersejarah yang mereka miliki.
"Pameran ini bisa memberikan edukasi masyarakat Kudus secara runut. Dari yang tidak tahu menjadi tahu cara pemasaran produk rokok era penjajahan, hingga menjadi besar seperti saat ini," ujarnya.
Pameran temporer ini, kata dia, baru pertama kali digelar. Selain memamerkan koleksi yang menjadi saksi sejarah mulai awal perusahaan berdiri, juga menampilkan demo melinting kretek, kemudian ada juga becak pengangkut selongsong atau kemasan kretek, dan lainnya. Sedangkan Museum Kretek Kudus memamerkan koleksi yang merupakan hibah dari beberapa pabrik kretek tempo dulu.