Pj Gubernur Jateng minta waspadai potensi kerawanan selama pilkada serentak
Semarang (ANTARA) - Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana meminta kepada seluruh pemangku kepentingan terkait untuk mewaspadai potensi-potensi kerawanan menjelang hingga pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak.
Sejumlah tahapan Pilkada serentak 2024, kata Nana, di Semarang, Senin, masuk pada musim penghujan, mulai dari tahapan kampanye, hari tenang, maupun pemungutan suara pada 27 November 2024.
"Maka potensi kerawanan yang timbul karena kondisi alam harus diwaspadai," katanya, saat memimpin langsung Apel Gelar Pasukan Mantap Praja Candi di Lapangan Parade Kodam IV/Diponegoro, Semarang
Demikian pula, kata dia, potensi kerawanan yang disebabkan karena ulah manusia juga perlu diwaspadai.
Ia menyebutkan kerawanan itu, di antaranya pengerahan massa, polarisasi karena perbedaan pilihan, penyebaran berita hoaks, kampanye hitam, dan politik uang.
"Kami harapkan bahwa melalui operasi Mantap Praja, potensi-potensi kerawanan ini sudah kami antisipasi," katanya.
Untuk mengantisipasi potensi-potensi kerawanan yang ada, Nana mengaku akan berkolaborasi antar-forkompimda, penyelenggara pemilu (KPU dan Bawaslu), tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Ia mengatakan bahwa salah satu antisipasi yang dilakukan adalah melalui pemberian pendidikan politik kepada masyarakat.
Jumlah personel yang dilibatkan dalam pelaksanaan Operasi Mantap Praja, meliputi sebanyak 24.340 personel dari Polda Jateng, 3.100 personel dari Kodam IV/ Diponegoro, 113.622 personel dari Satlinmas, dan 5.900-an dari Satpol PP kabupaten/kota.
Operasi Mantap Praja akan berlangsung sejak 27 Agustus 2024 hingga pelantikan pasangan calon terpilih.
Selain itu, Nana menekankan agar petugas memberi pengawalan dan pengamanan yang persuasif dan humanis, serta mengimbau kepada masyarakat untuk turut menciptakan situasi kondusif.
Pada kesempatan itu, Nana juga kembali mengingatkan kepada TNI, Polri, dan ASN untuk tetap menjaga netralitas dan soliditas.
Sejumlah tahapan Pilkada serentak 2024, kata Nana, di Semarang, Senin, masuk pada musim penghujan, mulai dari tahapan kampanye, hari tenang, maupun pemungutan suara pada 27 November 2024.
"Maka potensi kerawanan yang timbul karena kondisi alam harus diwaspadai," katanya, saat memimpin langsung Apel Gelar Pasukan Mantap Praja Candi di Lapangan Parade Kodam IV/Diponegoro, Semarang
Demikian pula, kata dia, potensi kerawanan yang disebabkan karena ulah manusia juga perlu diwaspadai.
Ia menyebutkan kerawanan itu, di antaranya pengerahan massa, polarisasi karena perbedaan pilihan, penyebaran berita hoaks, kampanye hitam, dan politik uang.
"Kami harapkan bahwa melalui operasi Mantap Praja, potensi-potensi kerawanan ini sudah kami antisipasi," katanya.
Untuk mengantisipasi potensi-potensi kerawanan yang ada, Nana mengaku akan berkolaborasi antar-forkompimda, penyelenggara pemilu (KPU dan Bawaslu), tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Ia mengatakan bahwa salah satu antisipasi yang dilakukan adalah melalui pemberian pendidikan politik kepada masyarakat.
Jumlah personel yang dilibatkan dalam pelaksanaan Operasi Mantap Praja, meliputi sebanyak 24.340 personel dari Polda Jateng, 3.100 personel dari Kodam IV/ Diponegoro, 113.622 personel dari Satlinmas, dan 5.900-an dari Satpol PP kabupaten/kota.
Operasi Mantap Praja akan berlangsung sejak 27 Agustus 2024 hingga pelantikan pasangan calon terpilih.
Selain itu, Nana menekankan agar petugas memberi pengawalan dan pengamanan yang persuasif dan humanis, serta mengimbau kepada masyarakat untuk turut menciptakan situasi kondusif.
Pada kesempatan itu, Nana juga kembali mengingatkan kepada TNI, Polri, dan ASN untuk tetap menjaga netralitas dan soliditas.