Banjarnegara (ANTARA) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto Christoveny optimistis kegiatan Dieng Culture Festival (DCF) mampu menggeliatkan perekonomian warga khususnya Desa Dieng Kulon, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
"Dukungan kami terhadap kegiatan Dieng Culture Festival sejalan dengan amanah yang diberikan kepada kami sebagai bank sentral di dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023," kata Christoveny dalam konferensi pers DCF XIV Tahun 2024 di Pendopo Soeharto Withlam, Kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jumat sore.
Dalam hal ini, kata dia, Bank Indonesia turut mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Menurut dia, kegiatan DCF XIV yang telah masuk Top 10 Kharisma Event Nusantara (KEN) akan mengundang banyak wisatawan lokal, nusantara, maupun mancanegara.
"Tentu itu akan juga mendatangkan pendapatan bagi masyarakat di sini, ekonominya tumbuh, UMKM-nya berkembang, juga ekonomi syariahnya, hotel, restoran hidup. Kemudian tadi juga datang wisatawan mancanegara, tentu bawa devisa," katanya.
Dia mengatakan devisa tersebut juga mampu mendukung stabilitasi nilai rupiah dan hal itu sejalan dengan tugas BI sebagai bank sentral.
"Jadi kami meyakini bahwa KEN atau Dieng Culture Festival ini mampu menggeliatkan secara keseluruhan ekonomi masyarakat, membawa multiplier effect kepada UMKM, petani-petani perkebunan, juga ekonomi syariahnya," katanya menegaskan.
Sementara itu, Ketua Panitia DCF XIV Alif Fauzi mengakui adanya dampak positif dari penyelenggaraan kegiatan Dieng Culture Festival karena pihaknya sebelumnya melihat Desa Dieng Kulon sempat kalah dengan desa lainnya.
Ia mengatakan saat Dieng Kulon masih menjadi desa pertanian, lahan pertaniannya paling kecil dan beda jauh dengan Desa Karangtengah yang lokasinya berbatasan.
"Namun sekarang alhamdulillah Dieng Kulon diirikan oleh desa-desa lain," kata dia yang juga Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa.
Ia mengakui kegiatan DCF yang digelar setiap tahun telah mampu menggerakkan perekonomian masyarakat setempat karena berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 650 pengunjung DCF beberapa tahun lalu, rata-rata setiap pengunjung membelanjakan uangnya sebesar Rp450 ribu per hari.
Padahal, kata dia, jumlah pengunjung DCF saat itu lebih dari 70.000 orang
Baca juga: BI Surakarta gelar SYEKATEN 2024