Semarang (ANTARA) - Tahun ajaran baru menjadi momen yang dinantikan oleh banyak pihak, bahkan tidak sedikit peserta didik yang antusias sekaligus penasaran dengan tantangan jenjang kelas selanjutnya.
Orang tua yang selalu bersiap dengan segala kebutuhan materi dan nonmateri sang anak. Tak luput juga guru dan pihak sekolah secara menyeluruh yang terus berupaya meng-upgrade perencanaan program sekolah.
Program tahunan tentu tidak dapat disusun secara mendadak. Tujuannya agar rangkaian program yang disusun dapat tereksekusi secara optimal dan berdampak nyata terhadap kebutuhan tumbuh kembang peserta didik.
Menyadari hal tersebut, SDN Sendangmulyo 02 Kota Semarang, meluncurkan sebuah program unggulan di awal tahun ajaran 2024-2025 yang diberi nama “Acuan Pembelajaran” disingkat dengan Apel.
“Program Apel akan memberikan pemahaman awal kepada peserta didik sebelum mengikuti pembelajaran di kelas. Setiap guru akan memberikan materi yang akan diajarkan selama seminggu ke depan serta pengendali bagi orang tua,” ungkap Darsimah, S.Pd., M.Pd., Kepala Sekolah SDN Sendangmulyo 02.
Dengan adanya pemahaman awal yang dimiliki oleh peserta didik tentu akan sangat memudahkan proses pembelajaran di kelas.
Selain itu, saat belajar secara mandiri di rumah kemudian ditemukan sebuah permasalahan atau kesulitan, maka peserta didik dapat langsung bertanya kepada guru. Hal tersebut dapat menjadi bahan diskusi bagi peserta didik untuk memecahkan masalah yang ditemukan. Dengan begitu akan terjadi proses pembelajaran berbasis masalah. Peserta didik juga akan lebih proaktif selama proses pembelajaran.
Untuk kelas 6, Program Apel memanfaatkan Google Sites yang dapat diakses di gawai peserta didik saat mereka berada di rumah. Di dalamnya terdapat beragam fitur yang dapat diakses oleh peserta didik, seperti jadwal pelajaran, materi yang akan dipelajari, video, asesmen, refleksi, kotak surat, dan metode yang dipilih.
Fitur “video” merupakan materi pelajaran dalam bentuk video untuk kegiatan belajar selama satu minggu. Peserta didik dapat mempelajarinya secara mandiri. Pada fitur “refleksi” peserta didik akan mengunggah tulisan, foto ekspresi, atau video yang berisi kesan terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan.
Fitur “kotak surat” dapat difungsikan sebagai sarana komunikasi antarguru dan peserta didik bila ingin memberikan masukan atau melaporkan perundungan yang terjadi saat kegiatan pembelajaran. Terakhir adalah fitur “pilih metode pembelajaran”, peserta didik dapat menentukan metode pembelajaran selama seminggu ke depan, seperti permainan, praktik, atau menyimak video.
Program Apel akan membuat peserta didik dapat memilih pembelajaran yang diinginkannya. Dengan demikian, peserta didik akan dengan mudah menerima materi yang diajarkan oleh guru. Dari sini akan tercipta kegiatan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik. Selain itu, Program Apel juga menjadi penunjang pengimplementasian metode pembelajaran aktif MIKiR.
Sebagai sekolah mitra Tanoto Foundation, SDN Sendangmulyo 02 telah mampu menciptakan inovasi yang dapat memantik terciptanya kegiatan pembelajaran aktif. Keterlibatan peserta didik secara penuh menjadi target dari konsep metode pembelajaran aktif MIKiR yang dikembangkan oleh Tanoto Foundation. Dengan metode MIKiR dan ditunjang oleh program acuan pembelajaran, empat prasyarat metode ini, yakni mengalami, interaksi, komunikasi dan refleksi akan tercapai secara optimal. Pengalaman belajar akan mulai terbentuk bahkan sebelum aktivitas belajar di kelas dimulai.
“Dengan adanya Apel, peserta didik dapat belajar secara mandiri sehingga peserta didik lebih aktif, kreatif, dan inovatif,” kata Ali guru kelas 6.
Harapannya melalui Program Apel akan memudahkan peserta didik dalam belajar dan orang tua dalam melakukan pendampingan dan pengawasan terhadap anaknya ketika belajar. Dampak baik lanjutan lainnya adalah akan muncul kebiasaan penggunaan gawai secara lebih bijaksana, yaitu untuk belajar.
“Mengingat kondisi dunia pendidikan saat ini yang juga terkena imbas perkembangan pesat bidang teknologi informasi. Mau tidak mau seluruh warga pendidikan harus menyesuaikan diri. Kita tidak bisa hanya melarang anak untuk tidak menggunakan gawai. Namun, kita bisa mengarahkan mereka untuk bijak menggunakan piranti teknologi yang mereka punya. Salah satunya dengan adanya Program Apel ini. Semoga program ini dapat terus berjalan dan dikembangkan sesuai kebutuhan kondisi pendidikan & menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk melakukan hal serupa,” harap Medi Yusva, Koordinator Tanoto Foundation Regional Jawa. ***
Berita Terkait
SDN Rancabentang 3 wujudkan pendidikan inklusif dengan sentuhan inovasi
Rabu, 11 Desember 2024 20:24 Wib
Media digital H5P untuk Pembelajaran Diferensiasi
Senin, 9 Desember 2024 10:14 Wib
Permainan tradisional hidupkan kebudayaan dan satukan kebhinekaan
Minggu, 8 Desember 2024 21:02 Wib
Tingkatkan pemahaman perkalian dengan Media Kantong Ajaib
Minggu, 8 Desember 2024 18:34 Wib
Metode Team Quiz berhasil tingkatkan keaktifan siswa
Minggu, 8 Desember 2024 17:46 Wib
Replika, Inovasi si reporter cilik SDN Baros Mandiri 1
Kamis, 5 Desember 2024 15:45 Wib
Kolaborasi Google Lens dan Canva perkaya pembelajaran prakarya rekayasa kelas XI
Kamis, 5 Desember 2024 13:46 Wib
Flashcard tingkatkan kemampuan membaca siswa kelas 3 SD
Rabu, 4 Desember 2024 12:09 Wib