Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemot) Surakarta, Jawa Tengah (Jateng), menerima masukan soal kelayakan Pasar Jongke untuk penyandang disabilitas sebelum beroperasi secara resmi.
Kepala Bidang Sarana dan Distribusi Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Surakarta Joko Sartono, di Solo, Jateng, Senin, mengatakan sudah mencatat sejumlah masukan dari Tim Advokasi Difabel Kota Surakarta sebagai evaluasi sebelum dibuka untuk umum.
Terkait masukan tersebut, pihaknya akan meneruskan catatan-catatan pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) selaku pihak yang melaksanakan pembangunan pasar tersebut.
"Beberapa catatan ini akan kami sampaikan ke kementerian dengan harapan kekurangan itu bisa segera dipenuhi," katanya.
Mengenai beberapa catatan yang akan disampaikan, salah satunya seperti turunan curam di akses utama masuk pasar bagi pengguna kursi roda dan sejenisnya. Selain itu, juga keberadaan guiding block atau jalur pemandu di beberapa titik.
"Kalau akses jalan yang terlalu curam mungkin akan sulit jika harus merombak bangunan. Opsinya bisa masuk melalui akses lain, karena akses utama untuk masuk ke pasar baru ini ada dua, yakni dari tengah ini dan yang kedua ada di sisi barat. Ini bisa jadi pilihan," katanya lagi.
Tim Advokasi Difabel Kota Surakarta melakukan peninjauan kelayakan bangunan baru Pasar Jongke yang akan diresmikan dalam waktu dekat. Saat mengakses bangunan, para penyandang disabilitas menemukan sejumlah kesulitan dan kekurangan.
Peninjauan dilakukan dengan menyisir akses masuk utama dari Jalan Dr Radjiman, Pajang, Laweyan. Penyandang disabilitas netra mencoba menyusuri jalur pemandu dari pelataran pasar hingga menuju akses utama Pasar Jongke.
Perwakilan tuna netra Muhammad Sobirin mengatakan pada peninjauan tersebut, mereka menjumpai adanya sejumlah titik yang tidak dipasangi jalur pemandu, sehingga menyulitkan penyandang disabilitas netra untuk menentukan arah menuju pintu masuk pasar.
"Untuk rute dari luar menuju ke dalam pasar sudah baik. Hanya saja ada kekurangan seperti di titik penyeberangan pertama yang belum ada guiding block-nya, takutnya bisa nabrak-nabrak juga. Kemudian di turunan pada akses masuk utama juga perlu ditambah guiding block, kalau di dalam bangunan pasar sudah baik," katanya lagi.
Ketua Tim Advokasi Difabel Kota Surakarta Sri Sudarti berharap ada tindak lanjut dari pemerintah terkait sejumlah masukan yang disampaikan oleh para penyandang disabilitas.
"Usulannya sudah kami sampaikan ke Dinas Perdagangan, misalnya masalah guiding block yang belum lengkap, material yang tidak standar, dan sejenisnya. Kalau untuk struktur bangunan, ya kami hanya sebatas mengusulkan saja," katanya pula.
Ia berharap untuk pembangunan infrastruktur publik ke depan perwakilan penyandang disabilitas dapat dilibatkan, sehingga bangunan bisa mewadahi untuk semua kalangan.
Baca juga: Gibran: pembangunan Pasar Jongke tepat waktu