Kapolres Jepara pimpin upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional
Jepara (ANTARA) - Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan memimpin upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-116 tahun 2024 di lapangan apel Mapolres setempat, Senin.
Ketika membacakan amanat Menteri Kominfo, Kapolres Jepara AKBP Nugroho Setyawan menyebutkan bahwa pentingnya kemajuan teknologi sebagai bagian dari pembangunan bangsa.
"Hari-hari ini kita dihadapkan pada suatu realitas yang terpampang terang, yakni kemajuan teknologi yang melesat cepat. Kita sudah memilih bukan hanya ikut serta, tetapi lebih daripada itu, menjadi pemain penting agar dapat menggapai dunia," ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa periode ini hingga dua dekade ke depan merupakan momen krusial yang sangat menentukan langkah Indonesia dalam mewujudkan kemajuan tersebut.
Refleksi atas pilihan ini merujuk pada gagasan awal pembentukan Indonesia dan sejarah yang telah membentuk kebangsaan kita.
Sejarah, menurut dia, diperlukan bukan hanya sebagai sumber keteladanan, tetapi juga sebagai percakapan terus menerus tentang kemajuan, kemanusiaan, dan kesejahteraan.
Ia mengingatkan, bahwa lebih dari seabad lalu, tepatnya pada 20 Mei 1908, lahir organisasi Boedi Oetomo yang menumbuhkan bibit bagi cita-cita mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Hari berdirinya Boedi Oetomo inilah yang menjadi simbol dari Hari Kebangkitan Nasional yang kita rayakan hari ini.
Sebelum Boedi Oetomo, ada RA Kartini, perempuan dari kota kecil Jepara, yang mengawali lahirnya gagasan kemerdekaan, kebebasan, kesetaraan, keadilan, persaudaraan, dan kemajuan melalui tulisan-tulisannya yang tersiar ke penjuru dunia. Kartini sadar bahwa dalam zaman modern, pendidikan adalah wahana untuk membebaskan manusia dan bangsa dari belenggu penjajahan.
"Kemajuan teknologi menjadi penanda zaman baru. Banyak kesulitan yang berhasil dicarikan solusinya oleh teknologi. Adagium di zaman ini jelas, dia yang menguasai teknologi, dia pula yang akan menguasai peradaban. Penguasaan atas teknologi merupakan keniscayaan bagi kita untuk menyongsong 'Indonesia Emas'," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa inovasi teknologi digital bertumbuh setiap hari dengan kecepatan bak lompatan kuantum.
Dalam dua dekade terakhir, perubahannya sangat pesat, dan teknologi digital telah menebas banyak keterbatasan manusia.
Dengan bonus demografi yang menunjukkan 60 persen penduduk Indonesia dalam usia produktif, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi negara maju dalam 10 hingga 15 tahun ke depan.
"Upacara bendera ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan semangat kebangkitan nasional dalam menghadapi tantangan dan peluang di era modern ini," ujarnya.*
Baca juga: Prodi Magister PIPS UMP gelar Seminar Kebangkitan Nasional 2023
Ketika membacakan amanat Menteri Kominfo, Kapolres Jepara AKBP Nugroho Setyawan menyebutkan bahwa pentingnya kemajuan teknologi sebagai bagian dari pembangunan bangsa.
"Hari-hari ini kita dihadapkan pada suatu realitas yang terpampang terang, yakni kemajuan teknologi yang melesat cepat. Kita sudah memilih bukan hanya ikut serta, tetapi lebih daripada itu, menjadi pemain penting agar dapat menggapai dunia," ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa periode ini hingga dua dekade ke depan merupakan momen krusial yang sangat menentukan langkah Indonesia dalam mewujudkan kemajuan tersebut.
Refleksi atas pilihan ini merujuk pada gagasan awal pembentukan Indonesia dan sejarah yang telah membentuk kebangsaan kita.
Sejarah, menurut dia, diperlukan bukan hanya sebagai sumber keteladanan, tetapi juga sebagai percakapan terus menerus tentang kemajuan, kemanusiaan, dan kesejahteraan.
Ia mengingatkan, bahwa lebih dari seabad lalu, tepatnya pada 20 Mei 1908, lahir organisasi Boedi Oetomo yang menumbuhkan bibit bagi cita-cita mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Hari berdirinya Boedi Oetomo inilah yang menjadi simbol dari Hari Kebangkitan Nasional yang kita rayakan hari ini.
Sebelum Boedi Oetomo, ada RA Kartini, perempuan dari kota kecil Jepara, yang mengawali lahirnya gagasan kemerdekaan, kebebasan, kesetaraan, keadilan, persaudaraan, dan kemajuan melalui tulisan-tulisannya yang tersiar ke penjuru dunia. Kartini sadar bahwa dalam zaman modern, pendidikan adalah wahana untuk membebaskan manusia dan bangsa dari belenggu penjajahan.
"Kemajuan teknologi menjadi penanda zaman baru. Banyak kesulitan yang berhasil dicarikan solusinya oleh teknologi. Adagium di zaman ini jelas, dia yang menguasai teknologi, dia pula yang akan menguasai peradaban. Penguasaan atas teknologi merupakan keniscayaan bagi kita untuk menyongsong 'Indonesia Emas'," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa inovasi teknologi digital bertumbuh setiap hari dengan kecepatan bak lompatan kuantum.
Dalam dua dekade terakhir, perubahannya sangat pesat, dan teknologi digital telah menebas banyak keterbatasan manusia.
Dengan bonus demografi yang menunjukkan 60 persen penduduk Indonesia dalam usia produktif, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi negara maju dalam 10 hingga 15 tahun ke depan.
"Upacara bendera ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan semangat kebangkitan nasional dalam menghadapi tantangan dan peluang di era modern ini," ujarnya.*
Baca juga: Prodi Magister PIPS UMP gelar Seminar Kebangkitan Nasional 2023