Semarang (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Semarang, Jawa Tengah, menyebutkan bahwa lahan-lahan pertanian di wilayah tersebut sedang memasuki musim tanam sehingga belum bisa berkontribusi terhadap pasokan beras di pasaran.
"Memang ini lagi prihatin, beberapa penjual beras susah ya. Saya tidak tahu persis distribusinya, tetapi kami dari sisi produksi memang sedang memasuki masa tanam," kata Kepala Distan Kota Semarang Hernowo Budi Luhur, di Semarang, Selasa.
Menurut dia, selama ini pasokan beras di Kota Semarang tidak hanya mengandalkan pertanian lokal, tetapi disuplai juga dari beberapa daerah sekitar, seperti Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan, dan Kabupaten Semarang .
Untuk lahan pertanian Kota Semarang, ia menyebutkan selama ini baru bisa menyuplai 11 persen dari kebutuhan total beras di wilayah Semarang.
"Kami hanya 11 persen mampunya (memasok produksi, red.), yang lain tetap dari sekitar, dan memang cuaca mempengaruhi distribusi," katanya.
Mengenai tingginya harga beras di pasaran, ia mengaku salah satunya dipengaruhi oleh kondisi cuaca, seperti dampak fenomena El Nino.
"Kalau cuaca kemarin El Nino kan panas, sekarang sudah hujan ada beberapa daerah produksi kena banjir. Dan di Semarang sendiri masih masa tanam," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengakui bahwa beras saat ini masih menjadi salah satu komoditas yang harganya tinggi.
Untuk di Kota Semarang, sosok yang akrab disapa Ita tersebut mengatakan bahwa ketersediaan beras saat ini juga masih menunggu masa panen.
"Karena memang masa tanam dan panen mundur, diperkirakan bulan Maret. Kemudian kalau Bulog, insya Allah harganya karena ini kan disubsidi oleh pemerintah sehingga tetap di bawah HET (harga eceran tertinggi)," katanya.
Ke depan, ia telah meminta Disdag Kota Semarang untuk terus melakukan pemantauan ketersediaan beras dan juga mengimbau masyarakat bisa beralih sementara ke beras subsidi, mengingat kualitasnya juga baik.
"Kami harapkan nanti dari Disdag untuk selalu memonitor karena kalau suplai SPHP-nya (stabilisasi harga dan pasokan pangan) berkurang nanti harga SPHP juga akan naik. Dan karena permintaan tinggi kemudian persediaan kurang juga akan terjadi kenaikan harga," katanya.
Berita Terkait
Bulog Surakarta sebut stok beras aman capai 10.000 ton
Jumat, 19 April 2024 15:51 Wib
Bulog Banyumas mulai serap gabah dan beras hasil panen petani
Rabu, 17 April 2024 13:17 Wib
Perum BulogJatengpastikan ketersediaan stok beras aman jelang Lebaran
Minggu, 7 April 2024 21:34 Wib
PLTU Batang bagikan zakat 1.625 kilogram beras kepada warga sekitar
Kamis, 4 April 2024 20:37 Wib
Anggota Polresta Surakarta himpun zakat fitrah tiga ton beras
Rabu, 3 April 2024 18:49 Wib
Masyarakat Solo akses bahan pokok murah jelang Lebaran 2024
Selasa, 2 April 2024 9:48 Wib
SBI bagikan 3.666 paket beras dan santuni anak yatim di Cilacap
Minggu, 31 Maret 2024 17:36 Wib
Harga bahan kebutuhan pokok di Banyumas stabil jelang Lebaran
Sabtu, 30 Maret 2024 14:05 Wib