Boyolali (ANTARA) - Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah menyebutkan produksi beras di wilayah ini hingga September 2024 mengalami surplus 45.217 ton di mana produksi mencapai 137.257,98 ton sementara konsumsi mencapai sekitar 92.040,95 ton.
Kepala Dispertan Boyolali Joko Suhartono di Boyolali, Rabu, mengatakan misi Pemkab Boyolali salah satunya sebagai lumbung pangan tercapai.
Joko Suhartono mengataka Dispertan berupaya mewujudkan ketahanan pangan dengan program Perluasan Areal Tanam (PAT), di mana Kabupaten Boyolali mendapatkan target dari Kementerian Pertanian alokasi seluas 5.470 hektare (ha).
Program PAT tersebut dimulai di 17 dari 22 kecamatan di Boyolali sejak bulan Maret 2024. Pada pelaksanaan program PAT di lapangan, petani mendapatkan bantuan pompa air dari Kementerian Pertanian sebanyak 156 unit untuk para petani yang tersebar di 17 kecamatan di Boyolali.
Kemudian, kata dia, irigasi perpompaan mendapat bantuan sebanyak 40 unit dan mendapat bantuan melalui anggaran tambahan sebanyak 34 unit irigasi perpompaan. Kemudian, anggaran biaya tambahan (ABT) dan untuk yang 44 unit pelaksanaan di lapangan untuk irigasi perpompaan sudah selesai.
"Tahap kedua ini, petani mendapat tambahan bantuan 34 unit. Kami berharap setelah nanti selesai pelaksanaan fisik tahap pertama. Dari target lokasi PAT sebanyak 5.470 ha sudah selesai dilaksanakan dan kami sudah mencapai sekitar 5.011 ha, sehingga memenuhi target kalau persentase sekitar 100 persen di lahan tadah hujan. Karena Pemkab Boyolali mencapai target sehingga mendapat penghargaan, ucapan terima kasih dari penanggung jawab Kementerian Pertanian," katanya.
Dia mengatakan pada Oktober 2024, Kabupaten Boyolali menunjukkan hasil yang positif dalam pelaksanaan program Luas Tambah Tanam (LTT) padi. Dari target kesanggupan seluas 1.820 hektare, realisasi yang dicapai mencapai 2.587 hektare, menghasilkan persentase realisasi sebesar 142,14 persen. Keberhasilan ini, mencerminkan semangat dan dedikasi para petani serta dukungan dari berbagai pihak dalam meningkatkan produksi padi di daerah ini.
Dari 17 kecamatan yang dilaporkan, beberapa kecamatan menunjukkan hasil yang baik. Kecamatan Wonosegoro, misalnya, berhasil merealisasikan 91 hektare dari target 30 hektare, dengan persentase realisasi mencapai 303,3 persen.
Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dan mampu melebihi target yang ditetapkan. Kecamatan Andong juga mencatatkan prestasi luar biasa dengan merealisasikan 420 hektare dari kesanggupan 20 hektare, menghasilkan persentase realisasi yang mencengangkan sebesar 2.100 persen.
Kecamatan lainnya seperti Juwangi dan Karanggede juga menunjukkan performa yang baik, dengan realisasi masing-masing 180 hectare dan 263 hektare, melampaui target yang telah ditentukan. Namun, ada beberapa kecamatan yang mengalami kendala dalam pencapaian target, seperti Wonosamudro, yang hanya mampu merealisasikan 50 hektare dari target 100 hektare, serta Mojosongo, yang merealisasikan 123 hektare dari target 92 hektare, meskipun tetap menunjukkan pencapaian positif.
Dengan hasil tersebut diharapkan semua pihak terus berkolaborasi untuk mendukung petani dalam meningkatkan produktivitas pertanian, serta mengatasi tantangan yang ada di lapangan. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi motivasi untuk mencapai hasil yang lebih baik di bulan-bulan mendatang.
Sementara itu, luas tanam tanaman padi di Boyolali hingga September 2024 ini, 34.689 ha, dan luas panen sebanyak 43.010 ha. Sedangkan produksi GKG hingga September 2024 mencapai 239.175,40 ton atau 137.257,98 ton setara beras.
"Jumlah penduduk Boyolali sekitar 1.099.850 jiwa dan konsumsi beras hingga September 2024 sekitar 92.040,95 ton sehingga, Boyolali 2024 masih surplus 45.217 ton," katanya.
Baca juga: Pemkot Pekalongan distribusikan cadangan beras pemerintah