Gempa letusan masih mendominasi aktivitas Gunung Semeru
Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Gempa letusan masih mendominasi aktivitas Gunung Semeru yang berstatus siaga dan memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Sigit Rian Alfian dalam laporan tertulisnya menyebutkan bahwa secara visual aktivitas Gunung Semeru pada Jumat pukul 00.00-06.00 WIB tercatat gunung jelas hingga kabut dan asap kawah tidak teramati.
"Teramati dua kali letusan dengan tinggi asap 300-400 meter, condong ke barat," katanya saat memantau di Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Untuk pengamatan kegempaan terekam dua kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 11-22 mm dan lama gempa 73-146 detik, kemudian tiga kali gempa embusan dengan amplitudo 5-8 mm, dan lama gempa 46-62 detik.
Dalam seismograf juga terekam tiga kali harmonik dengan amplitudo 3-6 mm dan lama gempa 73-137 detik, serta dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 11-27 mm dan lama gempa 59-117 detik.
Pada periode pengamatan Kamis (28/12) pukul 00.00-24.00 WIB terekam sebanyak 55 kali gempa letusan, tiga kali gempa guguran, tiga kali gempa embusan, tiga kali harmonik, dan delapan kali gempa tektonik jauh.
Hingga 29 Desember 2023, Jumlah erupsi Gunung Semeru yang pernah tercatat di Pusat Vulkanologi Mtigasi Bencana dan Geologi (PVMBG) sebanyak 41 kali.
Sementara Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan status Gunung Semeru masih pada level III atau siaga, sehingga masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Ia mengimbau masyarakat mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Baca juga: Gunung Semeru meletus
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Sigit Rian Alfian dalam laporan tertulisnya menyebutkan bahwa secara visual aktivitas Gunung Semeru pada Jumat pukul 00.00-06.00 WIB tercatat gunung jelas hingga kabut dan asap kawah tidak teramati.
"Teramati dua kali letusan dengan tinggi asap 300-400 meter, condong ke barat," katanya saat memantau di Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Untuk pengamatan kegempaan terekam dua kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 11-22 mm dan lama gempa 73-146 detik, kemudian tiga kali gempa embusan dengan amplitudo 5-8 mm, dan lama gempa 46-62 detik.
Dalam seismograf juga terekam tiga kali harmonik dengan amplitudo 3-6 mm dan lama gempa 73-137 detik, serta dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 11-27 mm dan lama gempa 59-117 detik.
Pada periode pengamatan Kamis (28/12) pukul 00.00-24.00 WIB terekam sebanyak 55 kali gempa letusan, tiga kali gempa guguran, tiga kali gempa embusan, tiga kali harmonik, dan delapan kali gempa tektonik jauh.
Hingga 29 Desember 2023, Jumlah erupsi Gunung Semeru yang pernah tercatat di Pusat Vulkanologi Mtigasi Bencana dan Geologi (PVMBG) sebanyak 41 kali.
Sementara Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan status Gunung Semeru masih pada level III atau siaga, sehingga masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Ia mengimbau masyarakat mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Baca juga: Gunung Semeru meletus