Turnamen sepak bola putri tingkat SD merambah luar kota
Kudus (ANTARA) - Turnamen sepak bola putri tingkat sekolah dasar (SD) yang awalnya hanya digelar di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kini mulai merambah ke luar kota, sebagai upaya untuk menjaring bibit muda di bidang sepak bola putri.
"Awal digelar hanya tingkat Kabupaten Kudus, kemudian pada batch atau kelompok dua ditambah peserta dari beberapa kabupaten di wilayah Keresidenan Pati. Kini kami mempersiapkan turnamen serupa di tujuh kota di Tanah Air," kata Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin di Kudus, Sabtu.
Ketujuh kota tersebut, kata dia, ada Kota Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Jakarta, dan Tangerang.
Ia mengakui sudah mempersiapkan turnamen sepak bola putri tingkat SD di tujuh kota tersebut, dengan terlebih dahulu memberikan pelatihan kepada guru olahraga di 32 sekolah dasar di masing-masing kota.
Bahkan, kata dia, masing-masing guru olahraga di 32 SD di tujuh kota tersebut sudah mendapatkan sertifikat pelatihan dari Timo Scheunemann, pelatih sepak bola berlisensi UEFA A yang dilibatkan dalam turnamen sepak bola putri tingkat SD tersebut.
Rencana turnamen di tujuh kota tersebut, kata dia, digelar awal 2024 serta mempertimbangkan izin pertandingan dari masing-masing daerah, karena bertepatan dengan pelaksanaan Pemilu 2024.
"Jika di Kudus pelaksanaan turnamen digelar di stadion milik sendiri, maka di luar kota tentunya memanfaatkan fasilitas lapangan sepak bola di masing-masing kota," ujarnya.
Sepanjang 2023, Bakti Olahraga Djarum Foundation bersama MIlikLife menggelar turnamen sepak bola putri U10 dan U12 sebanyak tiga kali. Di antaranya pada Juni, September, dan Desember 2023 yang mempertandingkan tim dari berbagai SD di wilayah Kudus dan sekitarnya.
Dalam kurun waktu tersebut, para siswi telah menunjukkan berbagai perubahan dari sisi kemampuan sebagai pemain sepak bola maupun emosional pribadi masing-masing. Hal ini menunjukkan bermain sepak bola juga memiliki pengaruh yang cukup besar bagi tumbuh kembang anak.
Agus Fitrianto, guru olahraga SD Masehi Kudus yang juga pelatih salah satu tim kelompok U12 menyebutkan melalui olahraga beregu seperti sepak bola, anak didiknya kini terlatih bekerja sama dalam tim. Anak juga terangsang berpikir kritis dan cepat melalui serangkaian aktivitas di lapangan hijau seperti mengontrol bola, ketepatan mengumpan serta menendang bola ke gawang lawan.
"Di sisi lain, bertanding dengan disaksikan ratusan pasang mata juga berdampak pada lahirnya kepercayaan diri. Karena sering terlatih seperti itu jadi pastinya kecerdasan emosionalnya akan semakin baik saat di lapangan dan akan terbawa saat di sekolah," ujarnya.
Hal senada diungkapkan Kepala SD 3 Bulungcangkring Jamari yang hadir bersama para guru untuk mendukung 11 siswinya dalam turnamen sepak bola kelompok 3 yang berlangsung di Supersoccer Arena Rendeng, Kudus, melihat perubahan signifikan pada anak didiknya baik dalam bersosialisasi maupun di bidang akademik.
"Saya berterima kasih kepada penyelenggara yang telah melaksanakan kegiatan yang sangat bermanfaat untuk anak didik. Saya mengamati ada perubahan termasuk disiplin, tepat waktu untuk mengikuti kegiatan baik olahraga maupun secara akademik," ujarnya.
Baca juga: Kudus kembali gelar kompetisi sepak bola putri SD
"Awal digelar hanya tingkat Kabupaten Kudus, kemudian pada batch atau kelompok dua ditambah peserta dari beberapa kabupaten di wilayah Keresidenan Pati. Kini kami mempersiapkan turnamen serupa di tujuh kota di Tanah Air," kata Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin di Kudus, Sabtu.
Ketujuh kota tersebut, kata dia, ada Kota Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Jakarta, dan Tangerang.
Ia mengakui sudah mempersiapkan turnamen sepak bola putri tingkat SD di tujuh kota tersebut, dengan terlebih dahulu memberikan pelatihan kepada guru olahraga di 32 sekolah dasar di masing-masing kota.
Bahkan, kata dia, masing-masing guru olahraga di 32 SD di tujuh kota tersebut sudah mendapatkan sertifikat pelatihan dari Timo Scheunemann, pelatih sepak bola berlisensi UEFA A yang dilibatkan dalam turnamen sepak bola putri tingkat SD tersebut.
Rencana turnamen di tujuh kota tersebut, kata dia, digelar awal 2024 serta mempertimbangkan izin pertandingan dari masing-masing daerah, karena bertepatan dengan pelaksanaan Pemilu 2024.
"Jika di Kudus pelaksanaan turnamen digelar di stadion milik sendiri, maka di luar kota tentunya memanfaatkan fasilitas lapangan sepak bola di masing-masing kota," ujarnya.
Sepanjang 2023, Bakti Olahraga Djarum Foundation bersama MIlikLife menggelar turnamen sepak bola putri U10 dan U12 sebanyak tiga kali. Di antaranya pada Juni, September, dan Desember 2023 yang mempertandingkan tim dari berbagai SD di wilayah Kudus dan sekitarnya.
Dalam kurun waktu tersebut, para siswi telah menunjukkan berbagai perubahan dari sisi kemampuan sebagai pemain sepak bola maupun emosional pribadi masing-masing. Hal ini menunjukkan bermain sepak bola juga memiliki pengaruh yang cukup besar bagi tumbuh kembang anak.
Agus Fitrianto, guru olahraga SD Masehi Kudus yang juga pelatih salah satu tim kelompok U12 menyebutkan melalui olahraga beregu seperti sepak bola, anak didiknya kini terlatih bekerja sama dalam tim. Anak juga terangsang berpikir kritis dan cepat melalui serangkaian aktivitas di lapangan hijau seperti mengontrol bola, ketepatan mengumpan serta menendang bola ke gawang lawan.
"Di sisi lain, bertanding dengan disaksikan ratusan pasang mata juga berdampak pada lahirnya kepercayaan diri. Karena sering terlatih seperti itu jadi pastinya kecerdasan emosionalnya akan semakin baik saat di lapangan dan akan terbawa saat di sekolah," ujarnya.
Hal senada diungkapkan Kepala SD 3 Bulungcangkring Jamari yang hadir bersama para guru untuk mendukung 11 siswinya dalam turnamen sepak bola kelompok 3 yang berlangsung di Supersoccer Arena Rendeng, Kudus, melihat perubahan signifikan pada anak didiknya baik dalam bersosialisasi maupun di bidang akademik.
"Saya berterima kasih kepada penyelenggara yang telah melaksanakan kegiatan yang sangat bermanfaat untuk anak didik. Saya mengamati ada perubahan termasuk disiplin, tepat waktu untuk mengikuti kegiatan baik olahraga maupun secara akademik," ujarnya.
Baca juga: Kudus kembali gelar kompetisi sepak bola putri SD